Eri Irawan Usulkan Alokasi 5% APBD untuk Transportasi Publik Kota Surabaya

Ketua komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan.
Ketua komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan.

SURABAYA - Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Eri Irawan, menyampaikan evaluasi terkait perkembangan layanan transportasi publik di Kota Surabaya, khususnya jaringan angkutan pengumpan atau feeder yang dikenal dengan nama "Wirawiri".

Eri menekankan perlunya percepatan penambahan rute. Saat ini baru tersedia 11 rute, padahal idealnya Surabaya memerlukan 30 rute untuk mencakup seluruh wilayah kota secara merata.

Baca Juga: RPH Surabaya Catat Lonjakan Pemotongan Hewan Kurban Idul Adha 1446 H

“Kami dorong Dinas Perhubungan agar percepat realisasi. Tahun ini rencananya ditambah tiga rute, dianggarkan melalui perubahan APBD,” jelasnya pada warta Artik.id Rabu (04/06).

Ia juga mendesak agar segera disusun dan diajukan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang transportasi publik. Ranperda tersebut diharapkan bisa mengamanatkan alokasi minimal 5% dari APBD untuk sektor ini—naik signifikan dari alokasi saat ini yang hanya 1%. “Dengan 5% APBD, akan ada lompatan besar dalam pengembangan transportasi umum

Legislator dari fraksi PDI Perjuangan itu menyebut, hanya ada dua kota di Indonesia yang sudah mengalokasikan 5% anggaran untuk transportasi publik, yaitu Semarang dan salah satu kota di Kalimantan. Semarang bahkan sudah mencapai 7% pada tahun ini. 

“Kita tertinggal karena Semarang sudah mulai sejak 2009, sementara Surabaya baru memulai serius di tahun 2018,” tambahnya.

pentingnya mengembangkan potensi pendapatan non-tiket seperti periklanan atau penamaan halte, seperti yang sudah dilakukan di Jakarta dan Semarang. 

Baca Juga: Abdul Ghoni Khutbah Sholat Idul Adha, Maknai Pengorbanan Tanpa Pamrih

“Di Jakarta, halte bahkan dinamai sesuai brand, seperti Halte Wardah atau Kopi Tuku, dan itu menghasilkan miliaran rupiah,” ungkapnya.

Sebaliknya, di Surabaya potensi ini belum tergarap. Eri memberi contoh, di dalam unit Wirawiri jalur FD7, TV di dalam kendaraan hanya memutar pidato lama Wali Kota dan tidak menampilkan iklan sama sekali.

Dari sisi operasional, idealnya setiap rute memiliki minimal 10 armada, termasuk cadangan sesuai ketentuan Kementerian Perhubungan. Saat ini baru tersedia 102 unit dari kebutuhan total 256 armada untuk 30 rute.

Baca Juga: Lutfiyah Kritik Kinerja Rumah Sakit Eka Candra Rini: Target Tidak Sesuai Realita

Dari segi pemanfaatan, pada 2024 tercatat 3,5 juta penumpang menggunakan layanan transportasi publik di Surabaya, baik Surabaya Bus maupun Wirawiri,Target tahun ini adalah 4,5 juta penumpang. 

Meski demikian, angka ini masih sangat kecil dibanding total mobilitas warga Surabaya—baru sekitar 1%, jauh tertinggal dibanding Semarang yang sudah mencapai 7%.

"Headway masih 15 menit. Harusnya di bawah 10 menit agar warga tidak kapok menunggu, harus ada penguatan pengawasan lewat pemasangan CCTV dan peningkatan pembinaan sopir sesuai standar layanan yang ditetapkan supaya mendongkrak gairah warga Surabaya memakai transportasi publik," tutup Eri Irawan.(Rda)

Editor : rudi