SURABAYA - Deretan bangunan liar di bantaran Sungai Kalianak, Surabaya, masih berdiri kokoh. Meski Surat Peringatan telah dikirim bertahap sejak pertengahan April, tak satu pun alat berat turun ke lokasi. Sorotan pun datang dari DPRD Kota Surabaya.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Buchori Imron tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Menurutnya, Pemerintah Kota Surabaya seperti ragu untuk bertindak, meski Peraturan Daerah telah jelas dilanggar.
Baca Juga: DPRD Nilai Pemkot Surabaya Kurang Tegas Tertibkan Bangunan Liar di Sekitar Sungai Kalianak
“Kalau pelanggarannya sudah terang-benderang dan peringatan sudah dilayangkan, tapi tidak ada tindakan nyata, itu artinya aturan tidak dijalankan secara konsisten,” ujarnya kepada wartawan artik beberapa waktu lalu.
Sejak lama, kawasan bantaran sungai ini diketahui rawan pelanggaran. Bangunan semi permanen berdiri berimpitan, tak hanya merusak estetika, tapi juga membahayakan lingkungan dan aliran air.
Pemkot telah merencanakan penertiban. Bahkan, ekskavator dan ponton sudah disiapkan sebelum Ramadan. Namun, hingga kini semuanya masih sebatas rencana.
Buchori mengingatkan, aparat kelurahan dan kecamatan memang sudah melakukan pendekatan persuasif. Tapi, langkah nyata berupa pembongkaran belum juga dimulai. Padahal, ada opsi relokasi ke rumah susun yang masih menyisakan banyak unit kosong.
Baca Juga: DPRD Nilai Pemkot Surabaya Kurang Tegas Tertibkan Bangunan Liar di Sekitar Sungai Kalianak
“Kalau ada kemauan dan keberanian, seharusnya bisa dilakukan. Tinggal disesuaikan saja dengan rusun yang tersedia,” tambahnya.
Lebih dari sekadar soal bangunan, ini menyangkut keadilan. Ia khawatir, jika pelanggar dibiarkan, masyarakat yang patuh terhadap aturan akan merasa tak dihargai. Rasa percaya pada hukum bisa luntur.
“Pemerintah harus tegas. Kalau tidak, yang patuh bisa merasa dikhianati,” ucapnya tegas.
Baca Juga: Sisi Gelap Puskesmas 24 Jam dan Layanan BPJS Surabaya, Michael Leksodimulyo Buka Suara
Kepada Wali Kota Surabaya, Buchori menitipkan harapan besar. Ia ingin pemimpin kota bisa mengambil sikap jelas dan memberi arahan pasti kepada seluruh jajaran. Baginya, keberanian bertindak adalah kunci, bukan keraguan yang terus berulang.
“Semakin lama ditunda, masalahnya bisa makin besar. Kita butuh tindakan, bukan sekadar wacana,” tutup Buchori. (rda/diy)
Editor : Fudai