Denpasar - Pagi yang seharusnya membawa kedamaian di Pantai Padang Galak, Desa Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, justru berubah menjadi momen duka. Dua jasad ditemukan tergeletak tak bernyawa di Pos Nelayan Mertha Segara pada Selasa, 11 Maret 2025, sekitar pukul 07.00 WITA.
Penemuan Jasad dan Kesaksian Warga
Baca Juga: Tumpek Uye, Momentum Sakral untuk Kesejahteraan Hewan Oleh, I K. Satria
Jasad pertama diidentifikasi sebagai Dewa Dewa Ayu Sri Astini, seorang ibu rumah tangga berusia 25 tahun. Sementara jasad kedua, seorang laki-laki, masih belum diketahui identitasnya.
Saksi pertama, I Gede Tulus Sukayasa (38), petugas jaga di Taman Festival, menjadi orang pertama yang menemukan mayat tersebut. Saat ia tiba di depan taman sekitar pukul 07.00 WITA, seorang petugas parkir memberitahunya tentang penemuan jasad di Pos Nelayan Mertha Segara. Ketika mendekati lokasi, ia melihat dua tubuh tergeletak di pasir, dengan dua botol berwarna coklat di samping kepala mereka.
Jasad pertama memiliki perawakan kurus, mengenakan baju pink dan celana panjang hitam. Sementara jasad kedua berperawakan sedang, mengenakan kaos hitam dan celana panjang abu-abu. Kedua kepala korban menghadap ke selatan dan kaki mereka mengarah ke timur.
Kesaksian serupa datang dari I Nyoman Adi Arywangsa (42), warga setempat yang menerima telepon dari saksi pertama. Ia segera menuju lokasi dan menghubungi Babinsa Desa Kesiman Petilan. Suwadi (51), warga lain yang tinggal di sekitar Pantai Padang Galak, juga mendatangi lokasi setelah diberi tahu oleh orang yang sedang berolahraga pagi.
Fakta Mengerikan di TKP
Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan beberapa barang di sekitar jasad korban
Dua botol Spontan King 400 SL, insektisida produksi PT Agricon, yang diduga dikonsumsi korban.
Sebuah jam tangan merk Alba berwarna silver.
Jaket berwarna merah dan hijau.
Identitas dan Dugaan Penyebab
Ketika berita duka ini sampai ke telinga Dewa Ketut Astika (54), ayah dari korban perempuan, ia mengungkapkan bahwa putrinya telah menikah sekitar tiga tahun lalu dan memiliki seorang anak perempuan. Namun, hubungan antara dirinya dan anaknya sudah terputus sejak satu tahun terakhir. Korban perempuan diketahui tinggal di sekitar Perumahan Dalung, Kabupaten Badung.
Dari keterangan yang diperoleh, korban pria diduga adalah suami dari korban perempuan. Namun, belum diketahui pasti motif di balik tragedi ini. Dugaan sementara mengarah pada aksi bunuh diri, mengingat adanya botol insektisida di lokasi kejadian.
Evakuasi dan Proses Penyelidikan
Baca Juga: Pengusaha Hiburan Malam di Denpasar Resmi Jadi Tersangka Kasus KDRT Setelah Memukul Istrinya
Sekitar pukul 09.00 WITA, BPBD Kota Denpasar mengevakuasi kedua jasad ke RSUP Prof. Dr. I G. N. G. Ngoerah (dulu RSUP Sanglah) untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Aparat kepolisian dari Polsek Denpasar Timur dan tim forensik masih melakukan penyelidikan mendalam guna mengungkap latar belakang peristiwa tragis ini.
Tragedi ini menjadi pengingat betapa rapuhnya jiwa manusia di tengah kerasnya kehidupan. Jika benar ini adalah aksi bunuh diri, maka ini menjadi panggilan bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental dan kondisi emosional orang-orang di sekitar kita.
Mari kita lebih peka, mendengar, dan hadir bagi mereka yang membutuhkan. Hidup adalah perjalanan yang penuh ujian, namun selalu ada harapan dan tangan-tangan yang siap membantu.
(Bagi yang mengalami tekanan mental atau berpikir untuk mengakhiri hidup, harap mencari bantuan dari keluarga, teman, atau layanan konseling profesional. Anda tidak sendirian.)
Editor : LANI