JAKARTA | ARTIK.ID - Untuk mendukung transisi energi serta mengurangi emisi karbon secara nasional, PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) untuk memanfaatkan limbah operasional BI sebagai bahan baku "co-firing" di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kerja sama dimulai dengan penandatanganan Berita Acara Pelaksanaan "Pilot Project" antara PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT dan Kantor Perwakilan BI Provinsi NTT di PLTU Bolok baru-baru ini.
Baca Juga: Dengan Pertumbuhan Aset Fantastis, PLN Perkuat Posisi sebagai BUMN Utilitas Terbesar di Indonesia
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, pada rilis, Sabtu (14/9), menekankan bahwa PLN terus berinovasi dan berkolaborasi untuk mencapai target net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat.
"Melalui kerja sama ini, program co-firing tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga menjadi solusi pengelolaan limbah," kata Darmawan.
Limbah operasional BI yang biasanya dibuang ke tempat pembuangan akhir, kini diolah menjadi bahan campuran pengganti batu bara.
Baca Juga: Dengan Pertumbuhan Aset Fantastis, PLN Perkuat Posisi sebagai BUMN Utilitas Terbesar di Indonesia
"Inovasi ini adalah langkah penting menuju net zero emissions pada 2060. Selain mengurangi emisi, program "Waste to Energy" juga mengubah limbah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat," tutur Darmawan.
General Manager PLN UIW NTT, Ajrun Karim, menyatakan bahwa penggunaan co-firing di PLTU ini merupakan bagian dari strategi PLN untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan.
"Hingga Juli 2024, PLN NTT telah menggunakan 2.872,07 ton biomassa, yang setara dengan 1,43% dari bauran energi, dan menurunkan emisi CO2 sebesar 3.331 ton," jelas Ajrun.
Baca Juga: Dorong Ekonomi Kerakyatan, PLN Resmikan Program Pengembangan Biomassa di Tasikmalaya
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, menjelaskan bahwa kolaborasi ini adalah langkah bersama untuk mengurangi emisi karbon. BI berkomitmen memasok biomassa bagi PLN hingga Juli 2025.
"Kerja sama ini memanfaatkan limbah operasional untuk kepentingan masyarakat. Daripada dibuang, kami menemukan cara untuk menjadikannya bermanfaat," ujar Agus.
Editor : Fudai