SURABAYA | ARTIK.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersiap untuk meresmikan kawasan wisata Kota Lama pada 27 Juni 2024. Penataan kawasan ini bukan hanya untuk menarik wisatawan dan menggerakkan roda ekonomi, tetapi juga untuk melestarikan sejarah dan budaya Kota Pahlawan.
Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menjelaskan bahwa penataan Kota Lama tidak hanya bertujuan sebagai destinasi wisata heritage, tetapi juga wisata edukasi, kuliner, dan religi.
Kawasan ini terdiri dari empat zona yang mencerminkan keberagaman budaya Surabaya, yaitu Arab, Eropa, Melayu, dan Pecinan.
“Kota Lama Surabaya adalah wadah peleburan berbagai budaya, di mana harmoni dan toleransi menjadi landasan utama kehidupan masyarakatnya,” jelas Irvan.
Memperkuat Identitas Budaya
Di zona Arab, Pemkot berencana mengembangkannya sebagai "improvement area" untuk memperkuat identitas wisata Religi Sunan Ampel sebagai "moslem friendly tourism". Selain itu, pengelolaan dan konektivitas antar zona akan dilakukan untuk menciptakan harmoni antar budaya.
Pelestarian Sejarah dan Budaya
Pengamat Budaya Nanang Purwono menambahkan bahwa Kota Lama bukan hanya tempat wisata, tetapi juga budaya dan pembelajaran sejarah. Kawasan ini juga menawarkan kuliner lezat dan atmosfer harmonis dari perpaduan budaya yang unik.
"Saya harap Pemkot dapat menelisik lebih dalam keberadaan zona Jawa atau pribumi yang merupakan bagian penting dari sejarah Kota Surabaya," ujarnya.
Peresmian dan Bantuan Sepeda Listrik
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, rencananya kawasan wisata Kota Lama akan diresmikan pada 27 Juni 2024.
"Peresmian tersebut bersamaan dengan kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie, sekaligus memberikan bantuan 20 unit sepeda listrik untuk Pemkot Surabaya," pungkas Eri Cahyadi. (red)
Editor : Fudai