Penuhi Cadangan Pangan, Pemerintah Berencana Impor 1 Juta Ton Beras dari India

Artik

JAKARTA | ARTIK.ID - Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Kebutuhan pangan yang tinggi membuat Indonesia harus mengimpor beras dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras Indonesia pada tahun 2022 lalu mencapai 3,4 juta ton, meningkat 36 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mengalami kekurangan beras yang cukup signifikan.

Baca juga: Ditengah Kekhawatiran akan Stok Beras, Ternyata Indonesia Kelebihan 600.000 Ton

Baru-baru ini, Indonesia kembali berencana impor 1 juta ton beras dari India. Terkait hal itu, Badan Pangan Nasional atau Bapanas menyambut langkah Kementerian Perdagangan tersebut.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menyatakan, tidak mempermasalahkan rencana impor tersebut jika dilakukan kesepakatan tanpa campur tangan Bapanas. Arief juga menyebut impor tersebut terbilang sah, sebab yang mengetahui neraca perdagangan hanyalah Kemendag Indonesia dan India.

"Yang namanya Government to Government atau G to G Kemendag dengan negara lain, itu mereka yang mengerti neraca balance-nya. Itu hanya menteri perdagangan yang tahu neraca perdagangannya," ujar Arief, Senin (19/06/2023).

Namun demikian, Arief memaparkan rencana penambahan impor 1 juta ton beras oleh Kemendag ini masih belum diputuskan dalam rapat terbatas atau ratas bersama kementerian dan lembaga terkait.

"Jika nantinya diputuskan ratas bahwa ada penambahan impor yang satu juta ton itu, maka akan kami update," ujarnya.

Baca juga: Perum Bulog Merespons Soal Rencana Impor 1 Juta Ton Beras dari India

Dilansir dari katadata, Arief Prasetyo Adi menuturkan, rencana penambahan impor 1 juta ton yang dilakukan Kemendag hanya untuk antisipasi mengingat Indonesia menjadi salah satu negara yang terancam cuaca ekstrem El Nino. Dengan begitu, saat stok beras di dalam negeri sangat sedikit, maka opsi penambahan impor tersebut akan dilakukan.

"Kita kan nggak tahu ya, El Nino itu bisa 5 atau 10% berdampak pada pertanian kita, jadi kita harus melakukan upaya-upaya persiapan," kata Arief.

Di sisi lain ia mengatakan, dalam pelaksanaanya Bulog saat ini baru merealisasikan impor beras sebanyak 500.000 ton dari 2 juta ton penugasan impor pada tahap pertama. Pasalnya, Bulog masih mengutamakan penyerapan dalam negeri.

Baca juga: Kecelakaan Kereta di India, 280 Orang Telah Dilaporkan Tewas

Diketahui, beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia kekurangan beras antara lain adalah penurunan luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan, perubahan iklim yang mempengaruhi pola tanam dan produktivitas padi, serta peningkatan konsumsi beras per kapita.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya, seperti meningkatkan ketersediaan benih unggul, memberikan bantuan subsidi pupuk dan irigasi, mendorong diversifikasi pangan, serta mengendalikan impor beras sesuai dengan kebutuhan riil.

(ara)

Editor : Fuart

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru