BONDOWOSO |ARTIK.ID - Memasuki musim tanam padi, Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, Andi Hermanto, menyoroti kelangkaan pupuk jenis urea bersubsidi di wilayah Kabupaten Bondowoso. Menurutnya, pupuk jenis urea mulai sulit dijumpai, bahkan ketika dikroscek ke kios pupuk, pemiliknya mengaku, pupuk jenis urea sudah langka sejak tahun 2021 lalu. Memasuki musim tanam padi tahun ini pun kelangkaan pupuk urea tersebut masih terjadi dan belum diketahui secara jelas apa yang menjadi penyebabnya.
“Kita sudah coba konfimasi ke sejumlah KPL (Kios Pupuk Lengkap), di mana mereka mengaku belum ada kiriman pupuk bersubsidi dari distributor. Kalau pun ada, hanya pupuk jenis ZA. Ketika kita kroscek lebih jauh, pemilik KPL juga mengaku tidak mengetahui penyebab pupuk bersubsidi belum dikirim ke KPL,” terang Andi saat dikonfirmasi, Sabtu (15/01/2022).
Baca juga: PKS Mulai Kendor, Salah Satu Politisinya di Solo Terang-terangan Puji Gibran
Menyikapi hal tersebut, Ketua Komisi II DPRD Bondowoso itu akan melakukan koordinasi dengan dinas pertanian untuk menginvestigasi kasus kelangkaan pupuk jenis urea ini. Dirinya juga akan melakukan kroscek data dari e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) penerima pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian.
Wakabid Kehornatan Partai DPC PDI Perjuangan Bondowoso itu pun mengimbau kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) agar bisa memberikan porsi seluruh petani untuk diberikan pupuk bersubsidi.
Baca juga: Rakercab PDI Perjuangan Gunung Sitoli Dorong Sowaa Maju di Pilkada 2024
“Walau pun, untuk luas lahannya hanya kecil. Sehingga, jangan hanya petani yang luas lahannya besar yang diberi jatah,” ujarnya.
Andi juga menyinggung soal lemahnya pengawasan dari Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP), yang membuat petani diribetkan dengan urusan administrasi oleh distributor pupuk, sehingga tak jarang banyak petani yang tidak kebagian pupuk.
Baca juga: Kelangkaan Pupuk di Sampang Buat Petani Berhenti Mengolah Lahan
“Harusnya KPPP menjalankan tugasnya sesuai aturan. Jangan hanya bekerja di balik meja. Harus turun ke lapangan, biar tahu sulitnya petani mencari pupuk bersubsidi, yang kadang masih diribetkan dengan urusan administrasi, keburu mati tanamannya kalau begitu,” kata Andi dengan nada geram.
(diy)
Editor : Fudai