Eri Cahyadi Akan Satukan Sekolah Negeri dan Swasta Jadi Keluarga Besar

Artik

SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi punya rencana menyatukan sekolah negeri dan swasta menjadi keluarga besar. Tujuannya, jika ada kekurangan dalam hal apapun bisa dilengkapi secara bersama-sama.

Harapannya kedepan, di Kota Surabaya nantinya tidak ada lagi anak usia sekolah yang tidak bisa sekolah, tidak ada lagi sekolah kekurangan murid, tidak ada lagi sekolah yang tidak bisa membangun sarana dan prasarananya, dan tidak ada lagi persaingan antara guru negeri dan swasta.

Baca juga: Fraksi PKS DPRD Kota Surabaya Dukung Pengembangan Ekonomi Kreatif untuk Masyarakat Surabaya

“Ketika menjadi keluarga besar, pasti ada senyum dan kebersamaan. Sehingga apabila ada kekurangan bisa dilengkapi secara bersama-sama,” kata Eri Cahyadi, Rabu (24/11/2021)

Eri menambahkan bahwa itu adalah tugas pemkot, lebih rinci Eri menjelaskan berbagai rencana untuk menyatukan sekolah negeri dan swasta di Surabaya. Salah satunya harus ada kesepakatan di awal terkait dengan jumlah guru.

“Nah, itu tugasnya siapa? Ya tugas saya dan Pemkot Surabaya. Makanya saya berharap jadi satu kesatuan,” jelasnya.

Eri mencontohkan ada seorang guru di sekolah A kekurangan jam mengajar, sedangkan di sekolah B kelebihan mengajar.

Baca Juga: Anas Karno, Tunjungan Suranaya Berpotensi Tingkatkan Ekonomi Industri kreatif

“Terus ini mau diapakan? Nanti biar sekolah yang menghitung sendiri, nanti pindah ke sekolah B misalnya. Ini harus bisa terwujud dan saya yakin dengan MKKS (musyawarah kerja kepala sekolah) swasta, hal itu yakin bisa terwujud,” ujarnya.

Baca juga: Muhammad Syaifuddin, Anggota Komisi A DPRD kota Surabaya, Soroti Peran Penting Perda Ekonomi Kreatif

Untuk itu, para guru harus meningkatkan kemampuan personalnya dengan adanya berbagai literasi, dengan begitu nantinya murid juga punya keinginan dan kemampuan untuk membaca berbagai literasi.

Selain itu, lanjut dia, apabila ada sekolah swasta yang butuh infrastruktur, maka sekolah negerinya mengalah dulu kalau memang sudah bagus, sehingga harus gantian.

Bahkan, ia juga berharap sekolah negeri itu sadar bahwa sekolah swasta itu partnernya dan bukan saingannya.

“Kalau sudah begitu, maka anak-anak saya di Surabaya mau masuk negeri senang dan mau masuk swasta ya senang. Karena antara SD dan SMP yang 9 tahun merupakan tanggung jawab saya, oleh karena itu, apabila masih ada anak SD dan SMP yang menyampaikan bahwa sekolahannya jelek dan tidak nyaman, maka itu tanggung jawab Pemkot Surabaya," imbuh Eri.

Baca juga: Fraksi partai Gerindra DPRD kota Surabaya :Dukung Ekonomi Kreatif tingkatkan daya saing masyarakat.

Meski begitu, Eri menegaskan, harus ada kesepakatan bersama antara sekolah negeri dan swasta, terutama jika muncul sekolah baru. Kira-kira sampai tahun berapa yang harus dibangun dan sekolah di mana saja yang harus dibangun pada anggaran berikutnya.Sebab tidak mungkin dicover semuanya dalam satu tahun anggaran.

Dia mencontohkan sekolah yang akan dibangun hingga tahun 2018, dan sekolah yang baru dibangun mulai tahun 2018 ke atas, akan dibangun di tahun berikutnya.

“Jadi, kita harus punya timeline itu. Kalau sudah terbuka semuanya seperti ini, saya yakin konco-konco bisa mengerti, seperti yang saya jelaskan tadi, kalau guru negeri dan swasta kumpul bareng dan ada tawa ceria dan renyah, maka itu berarti sudah ada kebersamaan. Saya yakin MKKS negeri dan swasta itu bisa bersatu,” pungkasnya. (yols/pr/diy)

 

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru