GORONTALO - Sejak awal bulan November lalu, banjir masih merendam beberapa wilayah di Sulawesi dan Kalimantan. Menurut BPBD setempat di Gorontalo ada 7 kecamatan yang sampai saat ini masih terendam banjir.
Sebanyak 14.879 warga terdampak banjir tersebar di Kec. Tibawa, Kec. Tilango, Kec. Dungaliyo, Kec. Pulubala, Kec. Tabongo, Kec. Limboto Barat, Kec. Limboto.
Baca juga: Banjir Rendam 1.547 Rumah di Dua Kecamatan Gorontalo, 350 Jiwa Mengungsi
Desa Tabumela di Kec. Tilango jadi salah satu yang terparah. Sebanyak 291 rumah dan 1.246 jiwa menjadi korban banjir dengan ketinggian air mencapai 1-2 meter.
Sementara di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat ada 13.959 keluarga terdampak banjir yang tak kunjung usai. Hal ini berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kepala BPBD Kapuas Hulu Gunawan kepada wartawan mengatakan, bahwa banjir masih merendam rumah warga, terutama di sejumlah kecamatan di daerah pesisir Sungai Kapuas, Rabu (17/11/2021).
Baca juga: Banjir Melanda Tanggungharjo dan Penawangan, 250 Lebih Rumah Terendam
“Debit air bervariasi rata-rata satu hingga tiga meter dan merendam rumah warga dan sejumlah fasilitas umum,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji murka, lantaran perusahaan sawit yang beroperasi di wilayahnya tidak peka dengan kondisi banjir yang melanda sejumlah wilayah provinsi tersebut.
Baca juga: Hujan Lebat di Mandaling Mengakibatkan Banjir, Puluhan Korban Mengungsi
Sampai Sutarmidji melampiaskan emosinya dengan mengusir 20 perwakilan perkebunan sawit dalam pertemuan untuk menagih kepedulian terhadap masyarakat yang menghadapi banjir di hulu Kalbar pada Senin (8/11/2021), lalu.
“Kemarin kita mengumpulkan asosiasi perkebunan sawit. Alasan mereka terlalu banyak. Bilang saja tidak mau (peduli banjir). Akhirnya, saya usir mereka dari Kantor Gubernur. Jadi dalam pertemuan itu tidak ada keputusan," pungkaanya.
Editor : Fudai