Citra Satelit Serangan AS di Fordow Picu Keraguan, Iran Tetap Bersikeras Lanjutkan Program Nuklir

Reporter : Fudai
Satelit AS Tampilkan Dampak Kerusakan Perang Iran dan Israel

JAKARTA - Citra satelit komersial memperlihatkan dampak serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Fordow di Iran, namun sejumlah ahli mempertanyakan keaslian citra tersebut serta efektivitas serangan.

“AS mengklaim telah menjatuhkan bom penghancur bunker (Massive Ordnance Penetrator/MOP) yang seharusnya memicu kerusakan besar, tetapi yang terlihat hanya beberapa lubang yang mencurigakan,” ujar David Albright, mantan inspektur nuklir PBB sekaligus kepala Institut Sains dan Keamanan Internasional.

Baca juga: Trump Kesal, Netanyahu Disebut “Orang Gila” Karena Serangan ke Suriah

Decker Eveleth, peneliti di CNA Corporation, juga meragukan klaim keberhasilan AS, dengan menyatakan bahwa kerusakan pada bagian bawah tanah fasilitas yang menyimpan ratusan sentrifugal belum dapat dipastikan. “Sementara AS merayakan keberhasilan kampanye pengebomannya, bukti penghancuran total belum terlihat,” katanya.

Sebagai langkah pencegahan, Iran disebut telah memindahkan sebagian besar program nuklirnya ke lokasi-lokasi yang diperkuat di bawah tanah, termasuk di fasilitas Fordow yang terletak di pegunungan dekat Qom. Jika serangan AS gagal menghancurkan kompleks tersebut, Iran dinilai masih dapat mengaktifkan kembali program senjata nuklirnya, seperti yang dituduhkan oleh intelijen AS.

Sementara itu, Iran mengonfirmasi bahwa sejak serangan Israel pada 13 Juni, sedikitnya 610 orang tewas dan hampir 5.000 orang lainnya luka-luka. Meski menghadapi tekanan dan ancaman, Iran bersikeras untuk melanjutkan program nuklirnya.

Sejumlah ahli memperingatkan bahwa Teheran kemungkinan telah memindahkan persediaan uranium yang diperkaya hingga 60 persen mendekati tingkat senjata dari Fordow ke lokasi rahasia, sehingga luput dari pantauan Israel, AS, dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Citra satelit yang dirilis Maxar Technologies memperlihatkan adanya “aktivitas tidak biasa” di Fordow pada 19 dan 20 Juni, dengan antrean kendaraan panjang di luar pintu masuk fasilitas tersebut. Sumber Reuters di Teheran mengonfirmasi bahwa sebagian besar uranium yang diperkaya telah dipindahkan sebelum serangan AS dilancarkan.

Baca juga: Iran Panggil Diplomat Ukraina, Klarifikasi Dukungan Kyiv atas Serangan AS-Israel ke Iran

Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey menyebut upaya Washington dan Tel Aviv untuk menghentikan program nuklir Iran akan sulit tercapai. “Pasti ada fasilitas rahasia yang belum diketahui publik,” ujarnya.

Senator AS Mark Kelly juga menyatakan bahwa program nuklir Iran kemungkinan dilakukan secara tersembunyi dan tidak hanya di fasilitas bawah tanah seperti yang sering diasumsikan. Teheran sendiri berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai, namun situasi ini dapat berubah jika konflik dengan Israel terus meluas.

Parlemen Iran saat ini tengah mempertimbangkan kemungkinan menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), yang menjadi dasar sistem pengawasan nuklir internasional sejak 1970, langkah yang dapat menghentikan kerja sama dengan IAEA sepenuhnya.

Sebelumnya, Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Dan Caine mengungkapkan bahwa dalam Operasi Midnight Hammer, tujuh jet pembom siluman B-2 AS menjatuhkan 14 bom penghancur bunker GBU-57/B MOP seberat sekitar 13.600 kilogram. Bom ini dirancang untuk menembus beton setebal 18 meter dan tanah sedalam 61 meter, untuk menghantam target di fasilitas seperti Fordow.

Baca juga: Serangan Terakhir Iran Sebelum Gencatan Senjata, Roket Hantam Israel Tewaskan Pasukan IDF

Caine menyebut penilaian awal menunjukkan kerusakan parah di fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan, namun ia menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Dalam sebuah unggahan di platform X, David Albright juga menilai citra satelit yang menunjukkan dugaan serangan rudal jelajah Tomahawk di Isfahan dan dampak MOP di Natanz belum dapat menjadi bukti mutlak atas penghancuran total infrastruktur nuklir Iran.

Meski demikian, Pemerintah Iran berulang kali menegaskan akan melanjutkan program nuklirnya meskipun menghadapi tekanan militer dan diplomatik dari Amerika Serikat serta Israel. (red)

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru