Surabaya - Artik.id - Imam Syafi'i, anggota DPRD Kota Surabaya dari Komisi D, mengungkapkan bahwa angka penderita Tuberkulosis (TBC) di Surabaya mengalami peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, hari ini kamis (12/12/24) jumlah kasus TBC dan angka kematian akibat penyakit ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: Imam Syafi'i kritik Raperda Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Pemkot Surabaya.
Pada 2023, lebih dari 100 orang meninggal akibat TBC, sementara pada 2022 jumlahnya tercatat sekitar 80 orang.
"TBC adalah penyakit mematikan yang tidak boleh dianggap remeh," kata imam syafii
Ia mengimbau agar warga Surabaya yang mengalami gejala yang mencurigakan segera melapor ke puskesmas terdekat.
Gejala yang dimaksud antara lain batuk yang tidak kunjung sembuh, berkeringat di malam hari, serta penurunan berat badan yang drastis.
Penting untuk dicatat, puskesmas berfungsi sebagai tempat deteksi awal dan bukan untuk rawat inap,Jika seseorang terdiagnosis TBC, mereka akan dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas isolasi khusus untuk penderita TBC.
"Semua biaya pengobatan, baik untuk warga Surabaya maupun warga luar Surabaya, akan ditanggung secara gratis," tambahnya.
Baca juga: Komisi D DPRD Kota Surabaya Bahas PAK, Tjutjuk Supariono Soroti Target Naiknya Pendapatan
Pemerintah pusat telah menjadikan penanggulangan TBC sebagai program nasional, dan pemerintah daerah memberikan dukungan dengan menyediakan anggaran sebesar Rp600.000 per orang untuk mendukung pengobatan jalan bagi penderita TBC.
Selain itu, pemerintah juga menugaskan tim pengawas untuk memastikan bahwa penderita TBC mengonsumsi obat sesuai jadwal demi kesembuhan total.
Namun, Imam Syafi'i juga menyoroti masalah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengobatan TBC. Seringkali, penderita dengan gejala TBC tidak melapor atau bahkan menghindar dari pengobatan, yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit lebih luas.
"Kami sedang menjajaki kemungkinan adanya regulasi atau perda yang dapat memaksa penderita TBC untuk menjalani pengobatan," ujarnya.
Baca juga: Soal Pengadaan Seragam di Surabaya, Khusnul Khotimah Minta Bikin Sistem Baru
"kampanye anti-TBC perlu lebih gencar, mengingat peningkatan jumlah kasus yang cukup signifikan, TBC ini bukan hanya masalah sanitasi rumah, tetapi juga karena Surabaya adalah pintu gerbang yang dilalui banyak orang dari berbagai daerah, yang memudahkan penyebarannya," jelasnya.
Imam mengajak masyarakat untuk lebih proaktif dalam melaporkan gejala TBC sejak dini agar penyebaran penyakit ini bisa ditekan,
"Mari kita bersama-sama menekan angka TBC di Surabaya dengan lebih giat melakukan sosialisasi dan tindakan preventif," tutupnya. (Rda)
Editor : rudi