SORONG | ARTIK.ID - Pendeta Alexsander Maniani dari Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdi) Jemaat Alfa Omega Sorong, mengajak masyarakat untuk menghormati hasil pemilihan umum (pemilu) yang baru saja selesai. Pemilu ini melibatkan pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden, DPR dan DPD.
"Rakyat telah menentukan pilihannya, dan kita semua harus menghormati hasilnya. Saya berharap semua pihak siap menerima hasil ini dengan lapang dada," ujar Pendeta Alexsander, Jumat (15/3).
Baca Juga: Ibadah Pemuda GPdI, Desi Pratasik: Jangan Berhenti Mencari Tuhan dan Jangan Hanya Mencari Duniawi
Meskipun hasil penghitungan cepat belum bersifat resmi, sistem ini memungkinkan masyarakat untuk membayangkan hasil akhirnya. Namun, lebih baik jika semua pihak bersabar menunggu hasil akhir yang akan dihitung secara manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pendeta Alexsander juga mendorong agar masyarakat kembali merajut persatuan dan persaudaraan yang sempat terganggu selama masa kampanye. Semua perbedaan narasi harus diredam demi kemajuan Indonesia.
"Jika ada ketidakpuasan atau keberatan terhadap hasil yang ada, mari gunakan jalur yang tersedia dengan menyertakan bukti dan data pendukung," tambahnya.
Baca Juga: Ketua Pemuda GPdI Jemaat Bethesda Fakfak Memotivasi Pemuda dalam Persiapan Youth Camp 2024
Pendeta Alexsander mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun Indonesia setelah pemilu.
"Hak suara telah kita laksanakan bersama. Kini saatnya memperkuat kebersamaan demi masa depan Indonesia," katanya.
Menurutnya, proses pemilu adalah karunia dan nikmat yang harus disyukuri, karena menunjukkan kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi. Pemilu juga merupakan instrumen untuk mencapai tujuan bernegara, termasuk mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan umum.
Baca Juga: Kenaikan Yesus Kristus Merupakan Manifestasi Penggenapan Nubuat dan Janji Kedatangan
"Syukur dan puji bagi Tuhan telah kita sampaikan, mulai dari masa kampanye hingga hari pencoblosan. Selama kontestasi, terjadi debat, adu program, dan adu gagasan, yang kadang berdampak pada ketegangan dan perselisihan," pungkasnya.
(ark)
Editor : Amatus Rahakbauw