Eri Cahyadi Resmikan Serambi Ampel, Wajah Baru Kawasan Wisata Bekas RPH Babi

Foto: Dok Satpol PP Surabaya/ARTIK.ID
Foto: Dok Satpol PP Surabaya/ARTIK.ID

SURABAYA | ARTIK.ID - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan Serambi Ampel, sebuah kawasan kuliner baru di kawasan wisata religi Sunan Ampel. Peresmian ini menandai langkah awal penataan kawasan Kota Lama dan wisata religi Sunan Ampel yang ditargetkan tuntas pada Mei 2024.

Serambi Ampel menempati bekas Rumah Potong Hewan (RPH) Babi Pegirian yang telah difungsikan ulang. Di tempat ini, terdapat berbagai kuliner khas makanan dan minuman yang sebelumnya dijajakan oleh PKL di sekitar Jalan Pegirian, Jalan Nyamplungan, dan Jalan KH Mas Mansyur.

Baca Juga: Gerakan Aspirasi Surabaya(GAS) Prihatin dengan Taman Tak Terawat dan Parkir Liar di Surabaya

Eri Cahyadi menyebut, Pemkot Surabaya telah merelokasi pedagang di sekitar Jalan Pegirian, Jalan Nyamplungan, dan Jalan KH Mas Mansyur secara bertahap.

"Sosialisasi kepada pedagang, tokoh masyarakat, dan warga setempat telah dilakukan sebelumnya," ungkapnya.

Penataan ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi para pengunjung dan peziarah di kawasan Kota Lama dan wisata religi Sunan Ampel.

Baca Juga: QA Space Sukses Hadirkan Instalasi Seni Outdoor Pertama di Fairway Nine Mall Surabaya

"Saya berharap seluruh fasilitas yang disediakan Pemkot Surabaya di kawasan ini terkoneksi satu sama lain," ujar Eri Cahyadi.

Tidak hanya itu, Sentra Wisata Kuliner (SWK) Pegirian juga akan diubah total menjadi kawasan religi yang terkoneksi dengan Serambi Ampel. Nantinya, SWK Pegirian akan menjadi tempat berjualan aksesoris dan pernak-pernik khas Ampel.

Hal serupa juga disampaikan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati. Pihaknya akan melanjutkan penataan pedagang di SWK Pegirian setelah Serambi Ampel.

Baca Juga: Kampanye Pilgub Jatim, Khofifah Indar Parawansa Syuting Video Klip Bersama Dewa 19

"Semoga nanti setelah semua pedagang masuk ke tempat yang disediakan, tidak ada lagi PKL yang berjualan di pinggir jalan," pungkas Dewi Soeriyawat

(diy)

Editor : Fuart