BANYUWANGI | ARTIK.ID - Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, Selasa (26/2/2024) menyatakan, saat ini polisi mulai melakukan penyelidikan atas peristiwa dugaan penganiayaan yang terjadi di Pondok Pesantren PPTQ AI Hanafiyyah Mojo Kediri.
"Sebelumnya pengurus pondok tidak melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian setempat," kata Kombes Pol Dirmanto.
Baca Juga: Mendapat Tindak Kekerasan dari Aparat Saat Demo UU TNI, Jurnalis Rama Indra Lapor ke Polda Jatim
Menurutnya, laporan baru dilakukan oleh pihak keluarga setelah jenazah sampai di kampung halamannya di Karangharjo Glenmore Banyuwangi.
"Sebenarnya kasus penganiayaan itu terjadi pada 23 Februari 2024 lalu, namun baru dilaporkan setelah jenazah tiba di kediaman," imbuhnya.
Saat ini Polres Kediri dibantu Polda Jatim sedang menyelidiki kasus ini. Karena menyangkut anak-anak, sehingga menurutnya, penyidik sangat hati-hati sebab ada undang-undang khusus anak.
Diketahui korban berinisial BBM (14) dari Pondok Pesantren PPTQ AI Hanafiyyah Mojo Kediri meninggal dunia dengan sejumlah luka diduga akibat dianiaya.
Anwar Ibrahim, paman korban menyebut keponakannya diantarkan pulang ke Banyuwangi dalam kondisi sudah meninggal dunia pada Sabtu 24 Februari 2024. Korban sudah memakai kain kafan dengan tubuhnya yang penuh lebam dan luka robek.
Baca Juga: Jurnalis Rama Indra Laporkan Dugaan Kekerasan Aparat Saat Demo UU TNI ke Polda Jatim
Jenazah korban tiba jam 1 dini hari dengan diantar driver ambulans, tidak ada perwakilan dari ponpes. Pagi harinya, pihak keluarga membuat laporan ke Polsek Glenmore.
"Jenazah korban sempat dibawa ke RSUD Blambangan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya, ada tanda kekerasan," ungkap Anwar Ibrahim.
Atas kejadian itu, dirinya mengaku kecewa dengan pihak ponpes karena tidak langsung membuat laporan ke polisi setelah keponakannya meninggal.
"Pihak ponpes mengatakan penyebab korban korban meninggal karena terpeleset dari kamar mandi," imbuh Anwar Ibrahim.
Baca Juga: Ledakan di Mako Brimob Polda Jatim Diduga Berasal dari Sisa Bahan Peledak
Namun Anwar Ibrahim mengaku, pihak keluarga tidak percaya, sebab tubuh korban dipenuhi luka.
(red)
Editor : Fuart