JAKARTA | ARTIK.ID - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan energi bersih. Salah satu yang akan dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu, dalam siaran pers, Kamis (16/11) mengatakan, PLTN akan beroperasi penuh pada tahun 2032.
Baca Juga: Kedatangan Sejumlah Pemimpin Dunia Ramaikan Pelantikan Prabowo Gibran
Dalam hal ini Pemerintah menargetkan kapasitas PLTN mencapai 9 gigawatt (GW) pada tahun 2060.
"Pengembangan PLTN ini dilakukan untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik," kata Jisman.
Selain PLTN, pemerintah juga akan mengembangkan sumber energi bersih lainnya, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
"Untuk PLTS, pemerintah akan memanfaatkan waduk atau bendungan sebagai lokasi PLTS terapung. Potensinya bisa mencapai 14 GW," ujarnya.
Sementara itu, PLTP akan ditingkatkan menjadi 21 GW melalui pengembangan teknologi, dan pengembangan sistem panas bumi non konvensional lainnya.
PLTA akan dioptimalkan dan disalurkan ke pulau-pulau yang menjadi pusat beban permintaan listrik.
Baca Juga: Paus Fransiskus Dijadwalkan Pimpin Misa Akbar di GBK, Disiarkan Langsung untuk Umat Katolik
"Pemerintah akan terus berupaya mengembangkan energi bersih," kata Jisman.
Senada dengan itu, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menuturkan, pengembangan PLTN di Indonesia dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat.
Selain itu, PLTN juga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil yang menghasilkan emisi karbon.
"PLTN merupakan salah satu sumber energi yang bersih dan berkelanjutan. PLTN juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik nasional," kata Hammam.
Baca Juga: PLN Sukses Jaga Keandalan Listrik Selama Presiden Joko Widodo Ngantor di IKN
Pemerintah Indonesia menargetkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) mencapai 23% pada tahun 2025, dan 31% pada tahun 2030.
"Target ini akan menjadi dasar bagi Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon pada tahun 2060," pungkasnya.
(ara)
Editor : Fuart