SURABAYA | ARTIK.ID - BBM Baru Bioetanol merupakan bahan bakar nabati yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tebu, jagung, singkong, dan lain-lain.
Bioetanol memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar fosil, seperti lebih ramah lingkungan, lebih hemat, dan lebih mudah diperbaharui.
Baca Juga: Para Pelaku Penjual BBM Ilegal di Gorontalo Diringkus Polisi
Bahan bakar tersebut dapat dicampur dengan bensin atau solar untuk meningkatkan oktan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Penggunaannya telah meluas di beberapa negara maju seperti Brasil, Amerika Serikat, dan Eropa.
Di Indonesia, pemerintah juga tengah mengembangkan program BBM Baru Bioetanol untuk mendukung ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak.
Baru-baru ini PT Pertamina (Persero) memastikan bahwa bahan bakar minyak (BBM) campuran dari Pertamax dengan nabati etanol, yakni Bioetanol, diperuntukkan ke kendaraan bermotor.
Menariknya, dikatakan Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, Rabu (7/6/2023), bahan bakar tersebut tidak akan menggantikan produk BBM yang sudah beredar di pasaran.
Sehingga masyarakat yang biasa menggunakan Pertalite atau Pertamax tidak perlu khawatir bakal dihilangkan atau disubsitusi oleh perseroan.
"Bioetanol itu nanti di atas Pertamax dan di bawah Pertamax Turbo," ucap Irto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/6/2023).
Baca Juga: BBM Bioetanol Pertamina Perdana di Surabaya, Ini Harga dan Spesifikasinya
Melalui terobosan ini, PT Pertamina akan mengedarkan dua BBM campuran dari bahan nabati, setelah sebelumnya sudah mendistribusikan Biodiesel 35 persen (B35) untuk kendaraan diesel.
"Jadi bahan bakar nabati ada dua, Biodiesel untuk solar dan untuk gasoline-nya, ada Bioetanol," ujar dia.
Namun begitu beberapa ahli bio kimia mengatakan secara anonim, bioetanol juga memiliki beberapa tantangan yang harus diatasi.
Pertama, bioetanol membutuhkan infrastruktur khusus untuk distribusi dan penyimpanan, karena etanol bersifat korosif dan mudah menguap.
Kedua, bioetanol membutuhkan penyesuaian teknis pada kendaraan bermotor, karena etanol memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda dengan bensin murni.
Baca Juga: Kurangi Impor, Indonesia Luncurkan BBM Bioetanol, Apakah Aman untuk Mobil?
Ketiga, bioetanol membutuhkan dukungan kebijakan pemerintah untuk memberikan insentif fiskal dan non-fiskal bagi produsen dan konsumen bioetanol.
Lebih lanjut Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, distribusi Bioetanol bakal memulai aktivitas penjualan di bulan Juli 2023 mendatang. Di mana, wilayah Surabaya yang kebagian pertama kali.
"Nanti Surabaya kebagian pertama kali," pungkasnya.
(diy)
Editor : Fuart