Erdogan Tentang Swedia dan Finlandia Bergabung ke NATO, Aliansi Pecah!

avatar Artik

JAKARTA | ARTIK.ID - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengharapkan NATO akan menunjukkan pemahaman tentang isu-isu sensitif Ankara, seperti keamanan dan perlindungan perbatasan, hal itu disampaikan Erdogan pada parlemen pada hari Rabu, (18/05/2022), kemarin.

Sebelumnya, kepada wartawan di Histambul Erdogan mengatakan Swedia dan Finlandia adalah rumah tamu bagi teroris, pihaknya sama sekali tidak memiliki pandangan positif terhadapa dua negara itu.

Baca Juga: Erdogan: Tidak Ada Pemenang dan Pecundang dalam Upaya Perdamaian Ukraina

“NATO mengambil langkah untuk memperluas sayap timurnya. Kami melihat bahwa di tengah krisis Ukraina, seseorang disambut dengan pelukan hangat dan ditunjukkan niat baik. Sebagai sekutu NATO, kami telah memerangi terorisme selama bertahun-tahun, tetapi belum melihat sikap seperti itu terhadap kami. Kami berharap sekutu kami memahami kepekaan kami, untuk menghormati dan mungkin mendukung kami," kata Erdogan pada pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa, yang dipimpinnya.

Presiden Turki mengklaim bahwa Ankara tidak memiliki klaim atas wilayah asing, tetapi sangat penting bagi negara untuk menjaga keamanan nasional.

Baca Juga:
Bayi Baru Lahir di Kangean Sumenep, Dibuang Karena Tak Memiliki Ayah

Baca Juga: Erdogan Kembali akan Memediasi Rusia dan Ukraina, Dia Telah Bicara pada Zelensky

“Kami tidak memiliki klaim atas wilayah asing. Kami bertekad untuk membasmi asal-usul dari apa yang menjadi ancaman bagi keamanan kami,” kata Erdogan merujuk pada operasi militer Turki terhadap militan Kurdi di Irak dan Suriah.

"Bukankah mitra NATO kami menyalurkan senjata dan amunisi ke organisasi teroris yang aktivitasnya menargetkan Turki?" tanya presiden secara retoris.

Erdogan telah berulang kali mengecam NATO karena penolakannya untuk membantu memerangi separatis Kurdi di dekat perbatasan Turki.

Baca Juga: Erdogan Kembali akan Memediasi Rusia dan Ukraina, Dia Telah Bicara pada Zelensky

Setelah bergabung dengan NATO pada tahun 1952, Turki adalah salah satu anggota tertuanya, dengan tentara terbesar kedua dalam aliansi tersebut.

(diy)

Editor : Redaksi