TULUNGAGUNG | ARTIK.ID - Mewujudkan salah satu amanah dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) ditengah merebaknya virus covid-19 varian omicron.
“Bermanfaat ditengah masyarakat itu sebuah keharusan. Bagaimana ilmu seseorang bisa dibilang sempurna jika tidak pernah diamalkan,” ujar M. Muntahibun Nafis selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Satu Tulungagung.
Baca Juga: Desa Waung Luncurkan Shelter Halal Pertama Kali di Indonesia
“Memang bukan tanpa resiko, mengingat Tulungagung saat ini berada di level 3. Maka dari itu kontrol dan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat menjadi sebuah keharusan,” lanjut lelaki yang gemar menggunakan blangkon jogja itu.
“makanya kita bikin blended, dengan tidak membiarkan mahasiswa stay di desa. Jadi ada yang dilaksanakan dengan daring juga dengan luring, dengan harapan agar tidak menyumbang persebaran covid-19 lebih jauh lagi.” imbuhnya.
Pria kelahiran Trenggalek ini menambahkan, bahwa ada 3 varian atau model KKN yang sedang dijalankan oleh UIN Satu Tulungagung,
“Yang pertama berbasis reguler multikultural, yang kedua berbasis Ormada, dan yang ketiga berbasis desa berkelanjutan. Nah, yang ketiga inilah yang menjadi program unggulan KKN kita,” tegasnya.
Program unggulan yang digagas UIN Satu Tulungagung bertajuk Membangun Desa Berkelanjutan merupakan bentuk KKN yang pertama kali diterapkan dilingkungan Perguruan Tinggi, maka jika konsep ini berhasil, UIN Satu akan menjadi rujukan pelaksanaannya.
“Karena umumnya kan KKN paling lama tiga bulan, tapi untuk KKN Membangun Desa Berkelanjutan ini pelaksanaannya selama satu semester, yaitu enam bulan,” paparnya
Foto: Elis
Baca Juga: Sinergi UIN Satu Tulungagung, Dinsos dan BPBD Putus Sebaran Omicron
Dengan alasan itulah, pelaksanaan KKN berbasis Membangun Desa Berkelanjutan baru bisa dilaksanakan di satu desa di kabupaten Trenggalek.
Sedangkan pelaksanaan KKN di Kabupaten Tulungagung merujuk pada basis Reguler Mulitikultural.
“Pelaksanaannya tidak lama, hanya sampai akhir bulan Februari saja. Meski demikian fokus dari KKN basis ini dibagi menjadi dua, berdesa dan moderasi beragama.” M. Muntahibun Nafis mengatakan.
Direktur Pusat Studi Pesantren UIN Satu Tulungagung ini juga memaparkan bagaimana pelasanaan KKN dengan konsep moderasi beragama.
“Untuk urusan keberagamaan, Tulungagung menjadi lokus yang unik sebab keberagamannya. “Maka tepat jika pada KKN gelombang satu ini, kami mengadaptasi tekhnologi untuk malakukan survei moderasi beragama berbasis digital,” ucapnya berapi-rapi.
Baca Juga: KKN Regular Multikultural UIN Satu Tulungagung, Resmi Dibuka di Desa Kepuh oleh Wakil Ketua DPRD
Lagi-lagi, UIN Satu Tulungagung melalui KKN tahun 2022 ini menempatkan dirinya sebagai pioner. Betapa tidak, konsep KKN berbasis survei digital dengan tema moderasi beragama, pun menjadi piloting project, tidak hanya mokap bentuk KKNnya pun survei berbasi digital yang diproyeksi menjadi model yanga akan digunakan seluruh PTKIN di Indonesia,
“bahkan mungkin tidak hanya PTKIN yang akan mengadaptasi hal ini. Tapi model ini juga akan digunakan oleh perguruan tinggi diluar Indonesia," tutur Nafis.
“Jadi saya menghimbau untuk adik-adik yang sedang bertugas mengabdikan dirinya melalui KKN dalam hal ini khususon di Desa Kepuh, Kecamatan Boyolangu, kesuksesan KKN itu tidak dilihat dari kerja personal, melainkan kerja tim. Koordinasi dan komunikasi menjadi kunci utama, kerja sama dan sama-sama kerja juga tak kalah pentingnya. Dan ingat bahwa Desa itu mowo coro, punya adat dan etika, untuk itu belajarlah menyesuaikan diri. Ingat ya, kalian akan keren klo bisa memegang teguh unggah ungguh (tata krama) dan mampu guyup rukun dengan masyarakat desa. Dan yang utama dari yang utama adalah tetaplah sehat dengan menjalankan proker yang ketat,” pungkasnya.
(els)
Editor : Redaksi