SURABAYA - Dalam rangka Hari Literasi Internasional yang diperingati setiap 8 September, Rumah Literasi Digital (RLD) Surabaya menggelar acara Jagonan Bareng bersama Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati, di Balai RW-RLD Jalan Kaca Piring No. 6 Surabaya.
Pada kesempatan tersebut, Lilik turut menyinggung dinamika politik yang belakangan memicu aksi demonstrasi di Surabaya. Ia menilai, gejolak itu tidak lepas dari dampak kebebasan di media sosial.
Baca Juga: Bersama Pakar Komunikasi Unitomo RLD Jagongan Bareng, Dorong Jurnalis Jadi Edukator Digital
Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati (Foto: Fuday)
“Aksi demo mungkin sudah sesuai prosedur, tapi ada indikasi pihak lain mencoba memanfaatkannya. Pengrusakan fasilitas umum saya kira bukan dilakukan oleh pendemo, itu membuat kita semua prihatin,” ujarnya.
Menurut Lilik, tanda-tanda kericuhan sebenarnya sudah terlihat di media sosial. Sayangnya, hal itu dibiarkan begitu saja hingga berujung pada kerusuhan.
Lilik menekankan pentingnya literasi digital agar masyarakat bisa memilah informasi dengan bijak.
Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati (Foto: Fuday)
“Beberapa hari terakhir saya turun langsung ke masyarakat, mengajak olahraga lalu memberikan edukasi. Media sosial memang rawan, karena itu kita perlu belajar memahami sisi positif maupun negatifnya,” tutur Lilik.
Baca Juga: Rumah Literasi Hadir di Surabaya, Lurah Sidodadi Siapkan Karang Taruna untuk Belajar Ekonomi Digital
Ia menambahkan, literasi yang baik tidak hanya bersumber dari media sosial, tetapi juga dari pemberitaan media arus utama yang lebih akurat, faktual, dan terkini.
Sebagai politikus yang aktif di media sosial, Lilik menegaskan bahwa platform digital sebaiknya dimanfaatkan secara positif dan bertanggung jawab.
“Instagram saya bukan sekadar pencitraan. Di situ saya menunjukkan tugas-tugas Dewan, kontribusi nyata, serta membuka ruang komunikasi dengan masyarakat,” jelasnya.
Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati (Foto: Fuday)
Ia mengakui bahwa konten di akun Instagram pribadinya tidak selalu berbentuk gagasan utuh, tetapi dikemas ringan agar mudah dipahami.
“Saya kira media konvensional punya peran penting untuk memperkuat ide dan gagasan itu,” tambahnya.
Menutup sesi, Lilik Hendarwati mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dalam menyaring informasi.
“Harapan saya, ke depan akan ada pendidikan digital yang lebih baik, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh konten negatif,” pungkasnya. (diy)
Editor : Fudai