SURABAYA — Nuansa kebersamaan dan budaya lokal terasa kental saat warga Dukuh Watulawang, RT 01 RW 06, Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, menggelar tradisi Sedekah Bumi secara meriah pada Minggu (07/09).
Hadir dalam acara ini, Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko atau yang akrab disapa Cak Yebe, didampingi Camat Sambikerep Iin Trisnoningsih, Lurah Made Widodo Hadi Santoso, serta para ketua RW setempat.
Baca Juga: Sekda Baru Dilantik, DPRD Surabaya Desak Sinergi Lebih Solid
Dalam sambutannya, Cak Yebe mengajak warga untuk terus menjaga nilai-nilai luhur bangsa melalui semangat Kampung Pancasila. Ia menekankan pentingnya gotong royong, tenggang rasa, dan tepo sliro dalam membangun harmoni di tengah keberagaman masyarakat.
“Saya mengajak seluruh warga Dukuh Watulawang untuk memperkuat semangat Kampung Pancasila. Dari lingkungan kecil seperti ini, kita bisa membangun Surabaya yang aman, rukun, dan damai,” tuturnya pada Warta Artik.id
Tak hanya bicara soal budaya, Cak Yebe juga menyoroti dampak besar dari kondusivitas lingkungan terhadap ekonomi warga.
“Kalau suasana tidak kondusif, masyarakat jadi takut beraktivitas. Ujungnya, ekonomi terganggu, cari makan pun susah,” tegas Wakil Ketua DPC Gerindra Surabaya itu.
Ia juga mengajak warga yang memiliki kelebihan secara ekonomi untuk berbagi dan membantu tetangga yang membutuhkan, agar nilai-nilai persaudaraan tetap tumbuh di tengah masyarakat urban.
Baca Juga: DPRD Surabaya Desak Evaluasi SOP Satpol PP Demi Kemanusiaan
Dalam dialog bersama warga, Cak Yebe turut menerima aspirasi terkait kesulitan akses anggaran dari Pemkot Surabaya untuk mendukung pelaksanaan Sedekah Bumi.
Banyak RW mengeluhkan proses administrasi yang rumit dan terbatasnya dukungan dari dinas terkait.
“Masyarakat mengaku kesulitan mengakses dana. Padahal, kegiatan seperti ini sangat penting untuk mempererat kebersamaan,” jelasnya.
Menurutnya, meski anggaran tersedia di Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar), prosedur pengajuannya cukup berbelit karena harus melalui rekomendasi resmi dari dinas.
Sebagai bentuk komitmen nyata, Cak Yebe menyampaikan bahwa dirinya mendukung penuh pelaksanaan Sedekah Bumi di 12 titik wilayah Sambikerep selama bulan September 2025.
Baca Juga: Surabaya Mencekam, Konflik Jalanan Meledak, Bakesbangpol Jangan Hanya Jadi Penonton
“Sedekah Bumi bukan sekadar ritual tahunan, tapi warisan budaya dan perekat antarwarga. Pemerintah dan masyarakat harus bahu-membahu menjaganya,” tandasnya.
Acara di Watulawang berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan. Diawali doa bersama, dilanjutkan penampilan kesenian tradisional hingga pembagian tumpeng sebagai simbol rasa syukur atas hasil bumi dan kesejahteraan warga.
“Tradisi ini adalah identitas lokal yang tak boleh hilang. Mari kita rawat bersama agar Surabaya tetap kaya akan nilai budaya dan semangat gotong royong,” pungkas Cak Yebe. (Rda)
Editor : rudi