Java Coffee and Flavors Festival 2025 Tampilkan Kolaborasi Kopi, Cokelat dan Kreativitas UMKM

SURABAYA - Gelaran penutupan Java Coffee and Flavors Festival (JCFF) 2025 berlangsung meriah di kawasan Kota Lama Surabaya, Senin (23/8/2025) malam lalu. Acara bertema “Crafting Futures Through Local Flavors” tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, serta Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Ibrahim.

Rangkaian kegiatan diawali dengan kunjungan pejabat dan tamu kehormatan ke stan pameran yang menampilkan produk unggulan Jawa Timur, mulai dari kopi, cokelat, hingga aneka rempah. Suasana semakin semarak saat teatrikal perjuangan arek-arek Surabaya dipentaskan di Jembatan Merah, menghadirkan semangat heroik rakyat Surabaya melawan penjajah.

Baca Juga: Di Tengah Isu Demo Khofifah Indar Parawansa, Publik Jawa Timur Kompak Suarakan Stabilitas Daerah

Festival juga diramaikan dengan fashion show karya para desainer UMKM binaan Bank Indonesia, termasuk brand fesyen Husna. Para model tampil anggun dengan busana bernuansa nusantara yang dipadukan sentuhan modern. Sebagai bentuk apresiasi, Gubernur Khofifah menyerahkan bunga kepada desainer, simbol dukungan pemerintah terhadap pelaku kreatif agar mampu menembus pasar internasional.

Dalam sambutannya, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menilai penyelenggaraan tahun ini lebih istimewa dibanding sebelumnya. Selain mengangkat sejarah kopi, festival juga menonjolkan potensi komoditas lain seperti cokelat, cengkeh, dan rempah khas Jawa Timur.

“Keistimewaan acara ini semakin kuat karena digelar di kawasan Kota Lama Surabaya yang menyimpan potensi besar sebagai destinasi wisata heritage. Anak-anak muda, khususnya Gen Z, semakin tertarik dengan sejarah dan warisan budaya. Ini menjadi peluang besar bagi Jawa Timur,” ungkap Destry.

Ia juga menyoroti posisi Jawa Timur sebagai salah satu pusat perdagangan kopi di Indonesia. Data BI mencatat, 86 persen ekspor kopi Jawa melalui pelabuhan di provinsi ini, sementara hampir separuh produksi kopi Jawa berasal dari Jatim. “Kopi Excelsa dari Jawa Timur memiliki cita rasa khas yang digemari anak muda. Tren konsumsi cokelat juga terus naik, sehingga peluangnya semakin terbuka,” jelasnya.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Resmikan Kantor DPD RI Jatim, Kini Saluran Aspirasi Lebih Dekat dengan Masyarakat

Meski begitu, Destry mengingatkan adanya kendala pada kapasitas produksi. Banyak UMKM memiliki kualitas produk yang baik, tetapi belum sanggup memenuhi permintaan dalam jumlah besar. Untuk itu, BI berkomitmen memperkuat pelaku UMKM melalui pelatihan, peningkatan mutu, pemanfaatan teknologi digital, serta perluasan akses pasar global.

Upaya tersebut membuahkan hasil nyata. Jika pada tahun lalu nilai transaksi hanya Rp38 miliar, tahun ini melonjak hampir tiga kali lipat hingga menembus Rp100 miliar.

“Ini capaian luar biasa. Hilirisasi produk pangan, termasuk kopi, cokelat, dan rempah, harus diperkuat agar memberi nilai tambah bagi perekonomian nasional,” tuturnya.

Baca Juga: Lewat LPPD, Pemprov Jatim Luncurkan Beasiswa Untuk Perkuat SDM Pesantren Menuju Generasi Emas 2045

Dengan kolaborasi pemerintah daerah, BI, dan UMKM, Jawa Timur diyakini mampu menjadi gerbang baru perdagangan Nusantara sekaligus penggerak pertumbuhan ekonomi berbasis komoditas unggulan daerah. (red)

 

Editor : Fudai