SURABAYA - Target pendapatan Rumah Sakit Eka Candrarini ditetapkan sebesar Rp105 miliar, namun angka tersebut kemudian diturunkan drastis menjadi Rp46 miliar. Di sisi lain, anggaran belanja justru melonjak signifikan dari Rp5,1 miliar menjadi Rp69 miliar. Dengan perubahan ini, total anggaran yang diajukan rumah sakit tersebut mencapai lebih dari Rp100 miliar.
Dengan adanya ini, Komisi D DPRD Surabaya menggelar audiensi dengan manajemen Rumah Sakit Eka Candrarini untuk membahas target pendapatan dan anggaran rumah sakit tersebut.
Baca Juga: Komisi D DPRD Surabaya : Cegah sejak dini Kekerasan dan Asusila Terhadap Anak.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Imam Syafi'i, menyampaikan, ketidakseimbangan antara penurunan target pendapatan dan peningkatan anggaran belanja yang dinilai tidak sejalan,pada warta Artik.id Senin (3/2/25).
Ia menilai, ada ketimpangan dalam pengelolaan anggaran rumah sakit, dengan bertambahnya anggaran harus diimbangi dengan strategi peningkatan target pendapatan agar keuangan rumah sakit tetap stabil.
"pentingnya penetapan posisi Direktur Rumah Sakit Eka Candrarini secara definitif.Saat ini, posisi tersebut dijabat oleh Dr. Gigi Bisukma Kurniawati, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH),tuturnya.
Baca Juga: Akmarawita Kadir : Penggunaan sistem Domisili, Cegah Praktik Jual Beli PPDB di Surabaya.
Imam menganggap hal ini mengurangi fokus kepemimpinan di Rumah Sakit Eka Candrarini dan berimbas terhadap kinerja dan pelayanan pada masyarakat kurang optimal.
"Saya berharap pimpinan rumah sakit diisi oleh dokter umum agar kesempatan bagi tenaga medis lainnya lebih terbuka," pungkasnya.
Baca Juga: Kebijakan BPJS Kesehatan "TIMPANG" tidak ada aturan diatas kemanusiaan : Dr.michael leksodimulyo.
Audiensi ini menjadi langkah awal dalam evaluasi manajemen keuangan dan kepemimpinan di Rumah Sakit Eka Candrarini. DPRD Surabaya berharap adanya perbaikan dalam tata kelola rumah sakit demi pelayanan kesehatan yang lebih optimal bagi masyarakat. (Rda)
Editor : rudi