Mahasiswa Jepang di Unitomo Belajar Angklung, Masak Okonomiyaki dan Nasi Goreng

SURABAYA | ARTIK.ID - Fakultas Sastra Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) menyelenggarakan program pengenalan budaya Indonesia bagi delegasi dosen dan mahasiswa dari Universitas Okayama, Jepang.

Acara tersebut merupakan bagian dari program "Cross Culture of Understanding" (CCU). yang mana mahasiswa Jepang belajar memainkan angklung, alat musik tradisional Indonesia, dan mengenakan pakaian tradisional seperti kebaya dan busana cak Suroboyo.

Baca Juga: Jelang Wisuda 28 September 2024, Unitomo Bekali Calon Wisudawan dengan Materi Personal Branding

Mahasiswa Jepang yang mengenakan pakaian tradisional Indonesia terlihat antusias saat diajarkan memainkan angklung.

Dalam waktu singkat, mereka berhasil membawakan lagu "Ibu Kita Kartini" dengan baik, yang mendapat tepuk tangan meriah dari para hadirin.

Melalui penerjemah, para mahasiswa Jepang menyatakan bahwa bermain angklung sangat menyenangkan karena suaranya merdu dan mudah dipelajari, sehingga semua orang dapat menikmatinya.

Baca Juga: Jelang Wisuda 28 September 2024, Unitomo Bekali Calon Wisudawan dengan Materi Personal Branding

Kegiatan tersebut mencakup pertukaran budaya lainnya, seperti memasak Okonomiyaki, hidangan khas Jepang, dan membandingkannya dengan nasi goreng serta pisang goreng buatan mahasiswa Sastra Jepang Unitomo.

Rina Sono, salah satu mahasiswa Universitas Okayama, menyampaikan bahwa angklung mencerminkan harmoni dan gotong royong, dua nilai yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.

"Terima kasih atas kesempatan untuk belajar dan bermain angklung, serta merasakan keindahan harmoni yang tercipta ketika berbagai nada dimainkan bersama," ungkaap Rina.

Baca Juga: Jelang Wisuda 28 September 2024, Unitomo Bekali Calon Wisudawan dengan Materi Personal Branding

Dekan Fakultas Sastra Unitomo, Cicilia Tanri Suryawati, menegaskan bahwa kegiatan dilaksanakan untuk membangun hubungan budaya yang konstruktif.

"Program CCU memberikan pengalaman unik bagi mahasiswa internasional untuk belajar langsung dari budaya lain, hal itu sangat penting dalam membentuk pribadi yang lebih terbuka dan toleran," pungkas Cicilia.

Editor : Fudai