Pendeta Stevanus Kafiar Sebut Youth Camp GPdI Menjadi Pendidikan Etika untuk Pemuda

Foto: Amatus Rahakbauw
Foto: Amatus Rahakbauw

KAIMANA | ARTIK.ID - Ketua Majelis Daerah GPdI Papua Barat, Pendeta Stevanus.Kafiar.STh saat di temui Reporter Artik.Id tepat Jumat siang (28/6), menuturkan kegiatan Youth Camp 2024 di Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat merupakan salah satu pendidikan etika gereja dalam pembangunan karakter Pemuda maupun Remaja.

Hal itu dilakukan Gereja untuk meminimalisir angka kekerasan ibu dan anak, Juga meminimalisir angka kenakalan remaja melalui pemberitaan firman Allah yang disampaikan kepada anak-anak muda GPdI.

Baca Juga: Pendeta Fanny Potabuga Sebut Pemuda GPdI Papua Barat sebagai Pilar Masa Depan Gereja

Dirinya berharap dengan adanya kegiatan ini gereja mampu membangun kecerdasan maupun kemampuan pengertian Alkitab kepada semua peserta yang nantinya saat kembali ke masing-masing gereja didaerahnya, mereka menjadi berkat bagi GPdI juga kepada semua masyarakat Papua.

Melalui tema yang diangkat dalam kegiatan ini yaitu “Generasi Pembawa Api Pantekosta” diharapkan bahwa Generasi ini yang nantinya dipersiapkan dan dido’akan untuk melanjutkan gereja ke depannya dalam melaksanakan tugas-tugas pokok gerejawi maupun menjadi berkat di market place dan di pemerintahan, dimana Tuhan memakai mereka dengan luar biasa.

Baca Juga: GPdI se-Papua Gelar Jalan Santai di Youth Camp Kaimana

"GPdI kurang lebih ada sebanyak 110 sidang jemaat tersebar di 10 Majelis Wilayah," tuturnya.

Menurutnya, Ketua Majelis Daerah yang senantiasa rutin mengadakan Youth camp salah satunya adalah Majelis Daerah Papua Barat di bawah kepemimpinan Pendeta Stevanus Kafiar.

Baca Juga: GPdI se-Papua Gelar Jalan Santai di Youth Camp Kaimana

Sehingga Majelis Pusat memberikan apresiasi luar biasa kepada kami yang dapat menghimpun anak-anak muda hadir dalam satu lokasi untuk dibina imannya agar menjaga kerohanian mereka tetap bertumbuh dan memberikan dampak maupun menjadi berkat bagi banyak orang serta bisa sukses di dalam kehidupan sekuler mereka.

“Biarlah perkemahan ini ,boleh menuai banyak jiwa-jiwa dan mereka dilepas di rumah, di gereja, di masyarakat, di sekolah, ditempat kuliah mereka boleh menjadi alatnya Tuhan dengan membawa api Pantekosta, Tuhan Yesus berkati, Haleluya,” tutupnya.(ark)

Editor : Amatus Rahakbauw