JAKARTA | ARTIK.ID - Presiden Joko Widodo optimistis setidaknya separuh dari 15,2 juta nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM) dapat menaikkan kelas usahanya.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat bersilaturahmi dengan nasabah PNM Mekaar di Grha Bung Karno, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (31/1).
Baca juga: PLN Paparkan Strategi Transisi Energi untuk Capai Net Zero Emissions di IISF 2024
“Saya optimistis nasabah PNM Mekaar yang sekarang sudah 15,2 juta ini paling tidak separuh bisa naik kelas dari pengusaha mikro menjadi pengusaha kecil, dari pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah, yang menengah menjadi pengusaha besar. Itu sudah sangat membantu perekonomian keluarga kita, juga bisa membantu perekonomian nasional kita,” ujar Presiden.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyebutkan dua karakter yang harus dimiliki pengusaha agar dapat meningkatkan usahanya, yakni disiplin dan kerja keras. Disiplin antara lain dalam hal mengangsur cicilan pinjaman Mekaar.
“Dulu dimulai dari Rp2 juta, kemarin saya di Jogja ada yang sudah Rp10 juta, ada yang sudah Rp15 juta pinjamannya. Nanti kalau ibu-ibu semuanya disiplin mengangsur, semangat kerja keras dalam berusaha akan meningkat lagi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kepala Negara mengatakan bahwa jika para ibu sudah terbiasa disiplin mencicil pinjaman dalam jumlah kecil, maka tidak akan kesulitan ketika meminjam dalam jumlah besar. Presiden Jokowi menuturkan bahwa hal itu ia rasakan langsung saat menjadi pengusaha.
“Kalau kita terbiasa disiplin, karakter kita itu juga akan terbiasa disiplin. Ibu-ibu ngambil Rp10 juta sama ambil satu miliar kalau karakter kita sudah disiplin sama saja sebetulnya. Beratnya sama saja, entengnya juga sama saja. Saya mengalami,” jelasnya.
Karakter kedua yaitu kerja keras. Presiden Jokowi bercerita bahwa dulu dia merintis usahanya dari nol dan berkat kerja keras bisa menjual produknya hingga ke mancanegara dalam waktu yang relatif singkat.
Baca juga: PLN Sukses Jaga Keandalan Listrik Selama Presiden Joko Widodo Ngantor di IKN
“Saya juga pernah mengalami tahun 1988 dari nol. Kemudian menjualnya di Solo, tahun kedua menjual bisa ke Jakarta, tahun ketiga saya sudah bisa ekspor. Karena apa? Kerja keras,” ucapnya.
“Kalau teman-teman saya kerjanya jam 8 sampai jam 4, saya ndak, subuh sampai nanti tengah malam. Pasti beda hasilnya yang kerja jam 8 sampai jam 4 sama yang subuh sampai tengah malam, pasti hasilnya beda, percaya saya,” lanjutnya.
Presiden Jokowi pun mengapresiasi produk-produk para nasabah PNM Mekaar yang dinilai memiliki kualitas sangat baik dan dijual dengan harga yang sangat kompetitif. Dengan kualitas dan harga tersebut, Presiden meyakini bahwa negara lain akan kesulitan bersaing dengan produk UMKM Indonesia.
“Ini (tas) saya belikan untuk Bu Jokowi Rp25 ribu ini. Coba negara mana yang bisa menyaingi kita kalau harga produknya sangat bersaing seperti ini. Barang yang lain juga harus seperti itu, harganya kompetitif harganya bisa bersaing, kualitasnya baik, kemasannya baik, packaging-nya baik, juga diberi nama yang baik, branding-nya bagus, namanya harus baik,” tuturnya.
Baca juga: Di Jakarta, Bank Dunia Soroti Stabilitas Ekonomi dan Ambisi Besar Indonesia
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut yakni Ibu Iriana Joko Widodo, Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Bupati Klaten Sri Mulyani, dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi.
(red)
Foto: BPMI Setpres/Kris
Editor : Fuart