YOGYAKARTA | ARTIK.ID - Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid, menyoroti dugaan peretasan yang menimpa seniman Butet Kartaredjasa.
Yenny menilai, peretasan tersebut sangat berbahaya bagi kehidupan demokrasi.
Baca juga: Data Terbaru KPU, Prabowo Masih Memimpin, Disusul Anies dan Ganjar di Posisi Buncit
"Kalau memang benar kejadian itu upaya yang disengaja, maka hal itu sangat berbahaya bagi kehidupan demokrasi," kata Yenny, dikutip dari Tempo, Minggu (10/12).
Yenny mengatakan, peretasan telepon seluler bukanlah hal yang mudah. dirinya menduga pelaku bukan orang orang sembarangan.
"Yang memiliki kemampuan hacking atau meretas seperti itu biasanya kan bukan sembarang orang," kata Yenny.
Meskipun demikian, pemutusan akses komunikasi seseorang di era yang serba terbuka saat ini tidak akan terlalu banyak berpengaruh.
"Karena masih ada banyak cara untuk berkomunikasi. Kalau ponsel atau Whatsapp diretas, toh masih ada media sosial," ungkap Yenny.
Baca juga: Dugaan Politik Uang di Batuputih, ASORAK Desak Klarifikasi dan Diskulifikasi Caleg Nasdem
Karena sampai saat ini belum diketahui pelaku pembajak tersebut, ia menyarankan Butet melapor ke aparat hukum.
"Di situ nanti kita akan lihat, apakah aparat akan akomodatif dan menindaklanjuti itu atau tidak," ujar Yenny.
Pelaporan ke aparat penegak hukum itu akan membuat terang benderang persoalan yang terjadi. Sehingga tidak menimbulkan kecurigaan yang tak perlu.
"Karena mungkin saat ini ada orang akan mengkait-kaitkan kejadian yang dialami Pak Butet itu," pungkas Yenny.
Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Skenario Satu atau Dua Putaran Gagal alias Deadlock
Yenny menambahkan, peretasan ponsel Butet bisa menjadi preseden buruk bagi demokrasi di Indonesia.
Ia berharap, aparat hukum dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku.
(ara)
Editor : Fuart