DENPASAR | ARTIK.ID - Gubernur Bali Wayan Koster menolak tawaran pemerintah pusat untuk menambah pasokan listrik ke Bali sebesar 500 megawatt (MW) melalui kabel bawah laut dari Jawa. Alasannya, pasokan listrik di Bali saat ini sudah cukup dan tidak perlu bergantung pada sumber energi dari luar.
Koster mengatakan, Bali memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, air, dan biomassa. Ia berharap, Bali bisa menjadi provinsi yang mandiri dan berkelanjutan dalam hal energi.
Baca juga: I Made Budiasa Sambut Baik Ucapkan Selamat Untuk Pasangan Koster-Giri dan Paket AMAN di Pilkada 2024
"Kami tidak mau tergantung pada sumber energi dari luar. Kami ingin mengembangkan sumber energi lokal yang ramah lingkungan dan sesuai dengan karakteristik Bali," kata Koster dalam sebuah pernyataan resmi, Kamis (29/06/2023).
Sebelumnya koster menyampaikan hal tersebut saat memberikan jawaban pandangan umum terhadap fraksi pada raperda tentang haluan pembangunan Bali masa depan, 100 tahun Bali Era Baru 2025-2125 pada sidang paripurna ke-23 di Kantor DPRD Bali, Rabu (28/06/2023).
"Keinginan pemerintah untuk menambah pasokan energi ke Bali sebesar 500 Megawatt saya tolak. Tepuk tangan dong. Mana ada Gubernur berani menolak," katanya kepada para anggota DPRD Bali yang hadir.
Kebutuhan beban puncak listrik di Bali mencapai 980 Megawatt, sementara itu kapasitas ketersediaan listrik 1.322 Megawatt. Namun, sebanyak 370 Megawatt disuplai dari PLTU Paiton.
Baca juga: I Made Budiasa Sambut Baik Ucapkan Selamat Untuk Pasangan Koster-Giri dan Paket AMAN di Pilkada 2024
Menurut Koster, penambahan pasokan listrik dari PLTU Paiton melalui koneksi kabel bawah laut memiliki risiko dan berbahaya. Menurutnya, sudah saatnya Bali mandiri energi bersih.
"Saya tidak mengizinkan lagi penambahan suplai dari luar Bali yang akan membuat Bali ini semakin tergantung dengan sumber energi dari luar, itu berbahaya, apalagi dikoneksi dengan kabel bawah laut. Mudah sekali dan itu rawan," katanya.
Koster memaparkan, pemerintah bali perlu memikirkan generasi muda Bali, dan hal itu tidak mudah, ini perlu political will yang kuat dan berani.
Baca juga: Perlindungan Pura, Pratima, dan Simbol Keagamaan: Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru
"Saya ingin kita membangun pembangkit listrik di Bali sampai kita bisa memenuhi kebutuhan energi ke depan untuk kebutuhan domestik maupun juga untuk industri, termasuk industri pariwisata," pungkasnya.
(ara)
Editor : Fuart