Kelangkaan Pupuk di Sampang Buat Petani Berhenti Mengolah Lahan

Artik
ilustrasi: Istimewa

SAMPANG | ARTIK.ID - Harga Pupuk dan pestisida naik, harga bahan bakar minyak melambung tinggi, petani pusing. Saat pupuk Subsidi langka petani berhenti berproduksi.

Hal itu makin diperburuk ketika harga jual komoditi pertanian rendah.

Baca juga: Pupuk di Sampang Langka, Dispertan Pastikan Akhir Tahun Tambah Kuota 360 Ton

Kelangkaan pupuk dan penjualan diatas harga eceran tertinggi (HET) di Sampang mendapat sorotan anggota komisi II DPRD Sampang.

Pasalnya kelangkaan pupuk bersubsidi itu banyak dikeluhkan oleh petani di kota bahari.

Anggota komisi II DPRD Sampang Agus Husnol Yaqin menyampaikan, telah melakukan koordinasi dengan Dinas pertanian dan ketahanan pangan (Disperta KP) Sampang.

Menurutnya, Kelangkaan pupuk bersubsidi disebabkan adanya realokasi jumlah pupuk. Misalnya alokasi untuk jenis urea hanya mendapatkan 27 ribu dari jumlah awal sebanyak 32 ribu pupuk.

"Sementara untuk NPK dari jumlah awal 19 ribu menjadi 10 ribu. Artinya memang ada pengurangan kouta," jelasnya, Rabu (02/11/2022.)

Pengurangan pupuk bersubsidi tersebut terjadi lantaran serapan pupuk rendah. Sehingga dinas pertanian provinsi mengurasi kouta pupuk bersubsidi di Sampang.

Baca juga: Penyelundupan Pupuk Bersubsidi ke Luar Pulau Berhasil Digagalkan Polres Sampang

Selain itu juga disebabkan pengendalian pupuk yang kurang baik.

Sementara ketidak sesuaian harga yang tidak sesuai dengan HET disebabkan lokasi kios terlalu jauh dari wilayah kerja. Pasalnya lokasi kios mayoritas berada di wilayah Kecamatan.

"kami minta kios yang masih bekerjasama dengan pemerintah bisa membentuk agen di wilayah kerjanya. Sehingga bisa lebih dekat dengan konsumen," tegasnya

Selain itu, pihaknya juga meminta dinas terkait untuk melakukan antisipasi kelangkaan pupuk bersubsidi di Sampang. Misalnya dengan melakukan rekayasa teknologi pembuatan pupuk organik yang memiliki komposisi sama dengan urea dan phonska.

Baca juga: Penyelundupan Pupuk Bersubsidi ke Luar Pulau Berhasil Digagalkan Polres Sampang

Dilain pihak Kabid ketahanan pangan dan holtikultura Disperta KP Sampang Nuruddin mengatakan, sejauh ini stok pupuk bersubsidi di Sampang masih stabil dan masih mencukupi permintaan konsumen.

Sementara persoalan harga yang tidak sesuai HET pihaknya tidak bisa menindaklanjuti. Pasalnya belum ada bukti yang kuat jika kios melakukan penjualan di atas harga yang sudah ditentukan.

"sejauh ini semua kios saat dikonfirmasi masih menjual pupuk bersubsdi sesuai HET. Kami menyarankan masyarakat bisa merekam atau meminta nota saat membeli," pungkasnya.

(Anam)

Editor : Fuart

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru