JAKARTA | ARTIK.ID - Pemerintah AS sedang mengarang informasi palsu tentang pembangunan pangkalan militer China di Kamboja untuk menekan otoritas negara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengomentari laporan media yang relevan pada briefing, Selasa (7/6/2022), kemarin.
"Sejauh yang saya tahu, Kamboja telah mengomentari laporan ini. Kamboja telah mengindikasikan bahwa konstitusinya tidak mengizinkan pembangunan pangkalan militer asing di wilayahnya," kata Zhao Lijian, dikutip dari kantor berita Tass, Rabu (8/6/2022)
Baca juga: Kominfo Putus Akses Internet Judi Online ke Kamboja dan Davao Filipina
Menurutnya, AS telah mengabaikan posisi pihak Kamboja, membuat spekulasi jahat, merendahkan, bahkan mengancam dan menekan Kamboja.
"Ini teror psikologis klasik, perlu diketahui bahwa China dan Kamboja adalah mitra, dan kerja sama kedua negara sangat transparan dan rasional," ujar kata Zhao.
Bukan rahasis umum, AS sendiri memiliki 800 pangkalan di luar negeri, dan anggaran militernya kira-kira ssetara dengan pengeluaran pertahanan sembilan negar.
"AS ikut campur dalam urusan internal negara lain pada setiap kesempatan, pesawat tempur dan kapalnya mengayunkan pedang di depan pintu negara lain. Siapa yang kemudian membahayakan keamanan dan stabilitas global dan regional, yang menyebarkan informasi palsu? ? Semua orang tahu itu," Zhao menekankan.
Baca juga: Kelompok Tempur Rusia Kembali Hancurkan Serangan Ukraina di Kupyansk
Baca Juga:
LaNyalla Dapat Gelar Ma Eli Ra Disa Lantaran Berani Suarakan Kebenaran
Laporan palsu itu diterbitkan oleh The Washington Post, Senin kemarin, mengutip sumbernya sendiri, bahwa China diam-diam membangun fasilitas untuk Angkatan Lautnya di Kamboja.
Menurut surat kabar itu, kedua negara berusaha menyembunyikan informasi ini dan, menunjukkan bahwa China mengharapkan untuk mempertahankan kehadirannya di bagian utara Pangkalan Angkatan Laut Ream Kamboja di Teluk Thailand.
Baca juga: Jika AS Kirim Sistem Rudal ke Ukraina, Moscow Juga Akan Melangkah Lebih Jauh
Menurut Washington Post, peletakan batu pertama, yang akan dihadiri oleh perwakilan dari kedua negara, akan diadakan pada hari Kamis. Ini akan menandai awal dari renovasi dan perluasan pangkalan, yang hanya akan digunakan oleh China.
Mencoba lebi jauh, The Wall Street Journal pada 2019 melaporkan, bahwa China dan Kamboja telah menandatangani perjanjian rahasia yang memberi militer RRC hak eksklusif untuk menggunakan pangkalan Ream selama 30 tahun.
(ara)
Editor : Fuart