SURABAYA | ARTIK.ID - Rusia menyebut China sebagai salah satu Negara yang diandalkan untuk melawan sanksi ekonomi dari Amerika dan Barat.
Sementara itu Amerika mendesak China agar membatasi dukungan ke Kremlin, sebagai imbas perlawanan Rusia melawan proxy AS dan NATO di Ukraina.
Baca juga: Bagai Teroris, Pesawat Tak Berawak Pasukan Ukraina Serang Fasilitas Sipil di Wilayah Rusia
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov, dilansir dari reuters, Senin (14/03/2022), mengatakan, sanksi telah membuat Moskow kehilangan akses ke 300 miliar US Dollar dari 640 miliar us dolar emas dan cadangan devisa Rusia.
"Kami memiliki sebagian dari cadangan emas dan valuta asing kami dalam mata uang China Yuan," ujar Siluanov.
Baca juga: Pasok Komponen Drone Shahed, Perusahaan Indonesia, Surabaya Hobby CV Kena Sanksi AS
Menurut Siluanov, AS telah melakukan tekanan yang tinggi terhadap China untuk membatasi perdagangan timbal balik dengan Rusia.
"Tetapi saya pikir kemitraan kami dengan China akan tetap memungkinkan kami untuk mempertahankan kerjasama yang telah kami capai, bahkan mungkin meningkatkannya," pungkas Siluanov.
Baca juga: Panglima Ukraina Menentang Pengerahan Warga Perempuan Jadi Tentara Melawan Rusia
(diy)
Editor : Natasya