Baru 2 Persen Sekolah Dapat MBG, Imam Syafi'i Soroti Ketimpangan di Surabaya

Reporter : rudi
Legislator Senior Partai Nasdem Surabaya Imam Syafi'i (doc.rudy)

SURABAYA — Peringatan Hari Guru Nasional di Kota Pahlawan berubah menjadi momentum pengungkapan persoalan mendasar dunia pendidikan. Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Imam Syafi’i, melakukan inspeksi mendadak ke SMPN 37 di Jalan Kalianyar, Kecamatan Genteng, Selasa (25/11), setelah menerima aduan wali murid mengenai kenaikan harga jajanan kantin yang dinilai mencekik siswa.

 

Baca juga: Imam Syafi’i Sindir Wali Kota Surabaya: Menegakkan Perda atau Menakuti Warga?

Dalam kunjungan itu, Imam disambut Wakasek Kurikulum Dwi Cahyawati dan Wakasek Humas Srimulat Widiarti. Sementara kepala sekolah sedang mengikuti upacara Hari Guru di Balai Kota.

 

Keluhan orang tua murid bukan tanpa alasan. Imam menuturkan, setiap item jajanan di kantin dinaikkan seribu rupiah oleh pihak sekolah.

“Contohnya, gorengan dari Rp2.000 jadi Rp3.000. Ayam keprek dari Rp9.000 dijual Rp10.000. Jadi ada margin seribu yang diambil,” ujar Imam.

Pihak sekolah beralasan kenaikan harga disepakati bersama pedagang dan dana tambahan digunakan untuk kegiatan siswa.

Namun, Imam menilai kebijakan itu tidak tepat.

“Sebulan bisa terkumpul Rp2 juta sampai Rp2,5 juta dari 3—4 pedagang. Margin itu terlalu tebal. Pertama merugikan siswa, kedua pedagang bisa kehilangan pembeli,” tegasnya.

 

Baca juga: Kuota Beasiswa Diperluas,Nilai Bantuan Dipangkas, Imam Syafi'i Minta Pemkot Tak Lepas Tangan

Lebih jauh, imam menyebut persoalan kantin ini hanyalah puncak gunung es dari masalah yang lebih besar: minimnya fasilitas sekolah negeri sehingga guru dan pihak sekolah terpaksa mencari cara sendiri.

“Fasilitas untuk proses belajar-mengajar di sekolah negeri Surabaya masih belum terpenuhi sepenuhnya. Akhirnya, sekolah atau guru mengambil inisiatif sendiri,” tuturnya.

 

Kenyataan semakin ironis ketika mengingat profil siswa SMPN 37: dari 757 siswa, 261 di antaranya merupakan siswa MBR,lebih dari 30 persen berasal dari keluarga tidak mampu. Meski demikian, sekolah ini belum tersentuh program Makan Bergizi Gratis (MBG).

 

Baca juga: Pemkot Surabaya Tambah Anggaran Dinsos, Imam Syafi’I Tolak Pengadaan 221 Kijing Kuburan

“Ini siswa miskin. Kalau jajanan dinaikkan seperti itu, bukankah makin berat? Sekolah-sekolah dengan MBR sedikit saja sudah dapat MBG,” kritik Imam.

 

Ia juga membeberkan data terbaru: dari lebih dari 3.000 sekolah di Surabaya, baru sekitar 80 yang menerima MBG,hanya 2 persen yang tersentuh program tersebut. Imam mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memprioritaskan sekolah-sekolah di kawasan padat dan kantong kemiskinan seperti Genteng, Simokerto, Tambaksari, hingga Semampir.

“Selamat Hari Guru Nasional,” tutup Imam Syafi’i, Legislator Senior Partai NasDem itu. 

Editor : rudi

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru