Kampung Warimak di Pesisir Raja Ampat Bangkit Lewat Inovasi KKN Mahasiswa Universitas Jember

Reporter : Fudai

JEMBER - Kampung Warimak di pesisir Raja Ampat, Papua Barat Daya, kini menjadi bukti bahwa perubahan bisa lahir dari masyarakat sendiri dengan sentuhan inovasi dan keberanian mencoba hal baru.

Selama satu bulan, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember hadir membawa program strategis yang menyasar kebutuhan warga, mulai dari penguatan ekonomi, pelatihan digital, hingga peningkatan nilai tambah produk berbasis hasil laut.

Baca juga: Balai Bahasa Bekerja Sama dengan Universitas Jember untuk Mengatasi Kelangkaan Ahli Bahasa Madura

“Meski sempat diragukan, program tersebut akhirnya mendapat dukungan warga setelah manfaatnya terlihat nyata,” kata salah satu peserta KKN, Kamis (21/8) lalu. 

Salah satu terobosan yang menonjol adalah Sinergi Merah Putih, yakni Koperasi Inklusif untuk Ekosistem Bahari dan UMKM Desa. Program ini memadukan peran BUMDes Malakaliu, Koperasi Merah Putih, dan para Local Champions sebagai penggerak usaha lokal.

Koperasi Merah Putih Warimak dirancang menjadi unit usaha BUMDes yang fokus pada pengolahan kepiting asap, membentuk rantai ekonomi yang saling menguatkan, nelayan mendapat kepastian pembeli, pengola memperoleh bahan baku stabil, pemasaran lebih profesional, dan keuntungan kembali ke koperasi untuk pengembangan usaha.

Selain itu, mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan manajemen keuangan sederhana. Warga diajarkan mencatat arus kas, menghitung harga pokok produksi, hingga mengelola keuntungan sebagai modal usaha.

Kesadaran ini membuka pemahaman bahwa kemandirian ekonomi dapat dibangun dari kedisiplinan kecil.

Dalam semangat digitalisasi desa, lahir pula pelatihan konten kreatif. Dengan memanfaatkan smartphone dan aplikasi gratis, warga belajar fotografi, videografi, hingga storytelling.

Baca juga: Maskapai Fly Jaya Airlines Buka Rute Penerbangan Perdana Halim–Jember pada September Mendatang

Produk kepiting asap, rajungan, maupun panorama senja Warimak kini dikemas dalam narasi visual yang siap dipublikasikan, memperkenalkan potensi desa ke dunia digital.

Tak kalah penting, hasil laut khas Warimak seperti kepiting asap, rajungan asap, minyak kelapa murni, dan keripik teripang mulai digarap lebih higienis dan modern. Diversifikasi produk ini memperkuat identitas Warimak sebagai desa dengan warisan kuliner laut yang otentik.

Untuk mendukung pemasaran, mahasiswa KKN membantu membuat katalog digital produk lengkap dengan deskripsi dan kontak pemesanan, serta meluncurkan landing page sebagai wajah daring desa.

Langkah-langkah tersebut sejalan dengan semangat Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) yang mendorong desa-desa pesisir menuju kemandirian.

Baca juga: Buka Prodi Dokter Spesialis, Universitas Jember dan Bupati Teken Kerjasama

Dalam skema ini, TEKAD memberi ruang, mahasiswa memberikan pendampingan, dan warga tampil sebagai aktor utama perubahan.

Kini, Warimak tidak lagi sekadar kampung pesisir yang bertahan dengan cara lama. Ia tengah menapaki babak baru sebagai desa mandiri, adaptif, dan siap bersaing dengan identitasnya sendiri.

Meski program KKN berakhir, semangat yang ditanamkan akan terus tumbuh di tangan masyarakat Warimak. (red)

 

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru