Cerita di Balik Lahirnya Monumen Kapal Selam Surabaya sebagai Ikon Wisata Maritim

Reporter : Fudai
KRI Pasopati 410 merupakan Kapal Selam dari kelas Whiskey Uni Soviet yang dibeli Indonesia antara tahun 1952 hingga 1960

SURABAYA - Dikenal sebagai Kota Pahlawan dengan jejak sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia. Salah satu peninggalan bersejarah yang kini menjadi ikon wisata sekaligus sarana edukasi adalah Monumen Kapal Selam (Monkasel) yang terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Pemuda, Surabaya.

Monumen Kapal Selam Surabaya diresmikan pada 27 Juni 1998. Bangunan ini bukan sekadar replika, melainkan berasal dari kapal selam asli milik TNI Angkatan Laut, yakni KRI Pasopati 410.

Baca juga: Wali Kota Surabaya Kukuhkan 97 Anggota Paskibraka HUT RI ke 80

KRI Pasopati merupakan kapal selam buatan Uni Soviet dari kelas Whiskey yang dibeli Indonesia pada era 1960-an, tepatnya tahun 1952 hingga 1960-an, ketika Presiden Soekarno memperkuat armada laut Indonesia.

Kapal selam tersebut resmi bergabung dengan Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) pada 29 Januari 1962.

Dalam sejarahnya, KRI Pasopati 410 tercatat ikut serta dalam operasi pembebasan Irian Barat (Trikora). Sebagai kapal selam, Pasopati memiliki kemampuan menyusup di bawah laut untuk menghindari deteksi musuh dan melancarkan serangan torpedo.

Kapal ini memiliki panjang sekitar 76,6 meter dengan lebar 6,3 meter, dilengkapi dengan berbagai peralatan tempur canggih pada masanya.

Baca juga: Surabaya Gelar Beragam Kegiatan Edukatif dan Rekreatif Sambut HUT ke-2 Kebun Raya Mangrove

Setelah masa tugasnya berakhir, KRI Pasopati dipensiunkan. Alih-alih dibiarkan berkarat, kapal ini kemudian dibongkar menjadi 16 bagian, diangkut dan rekonstruksi kembali di tepi Sungai Kalimas, Surabaya.

Proses rekonstruksi melibatkan berbagai pihak, termasuk PT PAL Indonesia yang bermarkas di Surabaya. Hasilnya, lahirlah Monumen Kapal Selam (Monkasel), sebuah bangunan unik yang sekaligus berfungsi sebagai museum maritim.

Kini, Monumen Kapal Selam menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi. Pengunjung dapat masuk ke dalam kapal, menyusuri ruang kendali, ruang mesin, hingga tempat tinggal awak kapal. Suasana interior masih dipertahankan sebagaimana kondisi aslinya, sehingga memberikan pengalaman nyata mengenai kehidupan para prajurit TNI AL di dalam kapal selam.

Baca juga: Hari Anak Nasional 2025, Pemkot Surabaya Ajak Anak Belajar Sumber Pangan di Mini Agrowisata

Selain itu, Monkasel juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti ruang audio-visual untuk pemutaran film dokumenter tentang perjuangan KRI Pasopati, taman hijau, hingga area rekreasi keluarga di sekitar Sungai Kalimas.

Monkasel bukan hanya sekadar objek wisata, melainkan simbol penghormatan terhadap perjuangan TNI AL serta bukti nyata kekuatan maritim Indonesia di masa lalu. Dengan lokasinya yang strategis di jantung Kota Surabaya, Monkasel kini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menelusuri jejak sejarah kemaritiman bangsa. (red)

 

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru