Surabaya Bukan Biang Gagalnya Trans Jatim Koridor VII Tegas Eri Irawan

Reporter : rudi
Eri Irawan ketua Komisi C DPRD Surabaya. (Doc.Roy)

SURABAYA – Polemik seputar rencana pengoperasian Trans Jatim Koridor VII memasuki babak baru. Tuduhan bahwa Pemkot Surabaya menolak masuknya rute antarkota ke Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dibantah keras oleh DPRD Surabaya. Ketua Komisi C, Eri Irawan, menegaskan: “Jangan lempar kesalahan ke Surabaya!”

Koridor VII awalnya dirancang melintasi Krembung, Krian (Sidoarjo), Legundi dan Driyorejo (Gresik), lalu ke Karangpilang dan TIJ Surabaya. Namun kini, Dishub Jatim disebut mengalihkan rute ke Lamongan, yang memicu sorotan publik.

Baca juga: Eri Irawan Desak YKP Harus Lincah dan Berani, Bukan Hanya Bangun Rumah!

“Surabaya tidak menolak. Justru kami sudah siapkan solusi. Trans Jatim bisa berhenti di Karangpilang, dan feeder dari Surabaya akan melanjutkan layanan ke dalam kota. Ini bentuk integrasi, bukan pengusiran,” ujar Eri tajam.

Eri menolak narasi bahwa TIJ ditutup untuk Trans Jatim. Menurutnya, sistem transportasi Surabaya mengedepankan intermoda, dan semua moda harus terintegrasi – tidak asal masuk tanpa koordinasi.

Legislator dari Partai PDI Perjuangan itu juga mengungkap alasan teknis yang lebih logis: rute yang panjang, waktu tempuh di atas 3 jam, dan minimnya pola bangkitan penumpang membuat rute ini secara finansial tidak layak. Itu sebabnya rute digeser ke Lamongan, bukan karena Surabaya memblokirnya.

Baca juga: Langgar Akses Jalan dan Drainase, Proyek PT Biru Semesta Abadi Abaikan Aturan, Kata Sukadar

“Kalau rute itu memang tidak efektif, akui saja. Jangan cari kambing hitam. Surabaya bukan penyebab kegagalan itu,” tegas Eri. 

Masalah utama, kata Eri, justru ada pada kurangnya komunikasi dan koordinasi antar-pemerintah daerah. Pengembangan transportasi publik tidak bisa hanya dibangun di atas asumsi dan ego sektoral.

Baca juga: Eri Irawan Usulkan Alokasi 5% APBD untuk Transportasi Publik Kota Surabaya

 “Kita butuh kerja sama nyata, bukan saling tuding. Kalau tak bisa berkoordinasi, ya wajar sistem transportasi kita stagnan,” sindirnya.

Eri mendesak agar Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya segera duduk bersama, menyusun strategi terpadu, dan berhenti menyebar narasi yang menyesatkan publik. Ia menegaskan, proyek sekelas Trans Jatim seharusnya dirancang dengan matang, bukan ugal-ugalan. (Rda) 

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru