Azhar kahfi : Jalanan Jadi Arena Identitas, Bahaya Subkultur Balap Liar Bagi Remaja Surabaya

Reporter : rudi
Azhar kahfi anggota komisi A DPRD Surabaya. (Doc rudy2)

SURABAYA – Warga Kota Pahlawan Kian resah Aksi balap liar dan keberingasan kelompok gengster kembali merajalela di sejumlah titik kota, mengancam ketertiban dan keselamatan warga. Situasi ini mengundang keprihatinan mendalam dari Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Azhar Kahfi, yang menilai fenomena ini bukan sekadar kenakalan remaja biasa.

“Ini bukan peristiwa acak. Polanya berulang dan terstruktur. Mereka punya lokasi favorit, waktu tertentu, bahkan aturan tak tertulis. Ini sudah membentuk subkultur anak muda,” tegas Kahfi, pada wartawan Artik.id Kamis (17/07).

Baca juga: MK Sudah Putuskan, Namun Pendidikan Gratis di Surabaya Cuma Sebatas Wacana, Ada Apa? Kritik Arjuna

Politisi dari Fraksi Gerindra ini menilai pembatasan jam malam yang selama ini diterapkan belum cukup menyentuh akar persoalan. Ia mendesak adanya pemetaan sosial yang lebih tajam untuk mengungkap siapa sebenarnya pelaku balap liar apakah pelajar aktif atau justru anak putus sekolah.

“Jam malam penting, tapi tidak menyelesaikan akar masalah. Kita harus tahu latar belakang mereka, dan kenapa mereka memilih dunia jalanan,” tuturnya.

Menurut Kahfi, para pelaku telah membentuk komunitas dengan sistem kaderisasi dan regenerasi tersendiri. Aktivitas balap liar bahkan dijadikan simbol solidaritas dan persaudaraan, yang kerap lebih kuat dari ikatan keluarga.

Baca juga: Perizinan Lambat, Ekonomi Tersendat Bulek Desak Pemkot Diminta Bergerak Cepat!

“Ini sudah jadi identitas baru anak muda. Bukan positif, tapi nyata. Dan kita tidak bisa menutup mata atau hanya mengutuk,” jelasnya

Ia menambahkan pentingnya kehadiran negara dengan pendekatan yang lebih manusiawi. Format khusus perlu disiapkan mulai dari penyediaan ruang legal dan aman bagi para penggemar otomotif muda, hingga pembinaan berkelanjutan yang menggandeng komunitas, tokoh pemuda, dan dinas pendidikan.

“Kita tidak sedang melegalkan balap liar. Tapi kita juga tidak bisa memberangus mereka dengan stempel ‘sampah masyarakat’. Mereka butuh dibina dan diberi arah,” pungkasnya.

Baca juga: Bulek Sebut Surabaya Butuh Kepastian Investasi Bukan Intervensi Menyimpang

Kahfi pun berharap Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Pasma Royce, dan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, bisa memberikan atensi lebih dalam merumuskan solusi konkret atas situasi ini. “Pemerintah harus hadir, tapi dengan format yang tepat,” pungkasnya. (Rda) 

 

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru