Trump Tunggu Jawaban Hamas Soal Usulan Final Gencatan Senjata Gaza

Reporter : Fudai

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jumat (4/7) mengatakan bahwa kemungkinan dalam 24 jam akan diketahui apakah kelompok militan Palestina, Hamas, telah setuju untuk menerima apa yang ia sebut sebagai “usulan final” terkait gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

Presiden Trump juga menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan Arab Saudi mengenai perluasan Abraham Accords, kesepakatan normalisasi hubungan yang dinegosiasikan pemerintahannya antara Israel dan beberapa negara Teluk selama masa jabatan pertamanya.

Baca juga: Trump Usulkan Pemangkasan Anggaran $163 Miliar, Fokus pada Pertahanan dan Keamanan Perbatasan

Trump pada hari Selasa mengatakan bahwa Israel telah menyetujui syarat-syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan gencatan senjata selama 60 hari dengan Hamas, di mana selama periode tersebut kedua pihak akan bekerja untuk mengakhiri perang

Ketika ditanya pada hari Jumat apakah Hamas telah menyetujui kerangka kesepakatan gencatan senjata terbaru, Trump menjawab: “Kita akan lihat apa yang terjadi, kita akan mengetahuinya dalam 24 jam ke depan.”

Seorang sumber yang dekat dengan Hamas pada hari Kamis mengatakan bahwa kelompok Islam tersebut menginginkan adanya jaminan bahwa proposal gencatan senjata terbaru yang didukung AS ini akan benar-benar mengarah pada penghentian perang Israel di Gaza.

Dua pejabat Israel mengatakan bahwa detail tersebut masih dalam tahap pembahasan. Otoritas Gaza melaporkan bahwa puluhan warga Palestina tewas pada hari Kamis akibat serangan udara Israel.

Baca juga: Diplomasi Xi Jinping Menyebar ke Seluruh Dunia Sudutkan AS sebagai Penindas yang Tak Bisa Dipercaya

Pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun ini dipicu pada Oktober 2023 ketika Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut data Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa serangan militer Israel setelahnya telah menewaskan lebih dari 56.000 warga Palestina. Serangan tersebut juga menyebabkan krisis kelaparan, memaksa seluruh penduduk Gaza mengungsi di dalam wilayah, serta memicu tuduhan genosida di Mahkamah Internasional dan kejahatan perang di Pengadilan Kriminal Internasional, tuduhan yang dibantah oleh Israel.

Gencatan senjata dua bulan sebelumnya berakhir ketika serangan Israel pada 18 Maret menewaskan lebih dari 400 warga Palestina. Awal tahun ini, Trump sempat mengusulkan agar AS mengambil alih Gaza, yang kemudian dikecam secara luas oleh para ahli hak asasi manusia, PBB, dan rakyat Palestina sebagai proposal “pembersihan etnis”.

Baca juga: Putaran Ketiga Negosiasi Nuklir Iran-AS di Muscat Berakhir, Ada Tanda-tanda Kemajuan

Trump menyampaikan komentarnya terkait Abraham Accords ketika ditanya mengenai laporan media AS pada Kamis malam bahwa ia telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman, di Gedung Putih.

“Itu adalah salah satu hal yang kami bahas, saya rasa banyak negara akan bergabung dengan Abraham Accords,” kata Trump, merujuk pada perluasan kesepakatan tersebut di tengah kerusakan yang dialami Iran akibat serangan terbaru AS dan Israel.

Axios melaporkan bahwa setelah pertemuan dengan Trump, pejabat Saudi tersebut melakukan panggilan telepon dengan Abdolrahim Mousavi, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran.
Pertemuan Trump dengan pejabat Saudi tersebut berlangsung menjelang kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington pekan depan. (red)

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru