BANYUWANGI - Di tengah sunyi dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB, sebuah mobil ambulans berhenti perlahan di sebuah gang kecil di Lingkungan Klatak, Kelurahan Sukowidi, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi Siap Bantu Pemulangan Jenazah Rizal, PMI yang Meninggal di Kamboja
Peti jenazah yang diturunkan dari dalam mobil itu disambut isak tangis yang tak lagi bisa dibendung. Rizal Sampurna, anak muda perantau yang pergi jauh mencari penghidupan di Kamboja, akhirnya pulang dalam diam.
Sudah lebih dari sebulan keluarga Rizal menanti kepastian. Sejak kabar duka itu datang pada awal April lalu, hanya doa dan harapan yang tak pernah putus mereka panjatkan agar Rizal bisa kembali ke rumah, meski dalam keadaan yang sudah tiada.
Di antara kerabat dan warga yang berkumpul, Sulastri, ibu Rizal, memeluk erat foto anaknya. Matanya sembab, suaranya lirih.
“Alhamdulillah, akhirnya bisa pulang. Saya bersyukur…” ucapnya dengan suara bergetar. Ia menatap peti kayu itu seakan ingin mengabadikan wajah anaknya dalam ingatan untuk terakhir kali.
Proses pemulangan jenazah Rizal tak mudah. Ia berangkat ke Kamboja secara non-prosedural, tanpa melewati jalur resmi pemerintah.
Itulah sebabnya keberadaannya sempat tak terlacak, dan proses pemulangannya memakan waktu cukup panjang.
Namun berkat bantuan banyak pihak dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, hingga KBRI Phnom Penh akhirnya Rizal bisa kembali ke tanah kelahirannya.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi Siap Bantu Pemulangan Jenazah Rizal, PMI yang Meninggal di Kamboja
Kehadirannya di rumah duka diiringi perwakilan berbagai lembaga, termasuk Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan para aktivis perlindungan pekerja migran. Semua datang untuk memberi penghormatan terakhir.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, turut menyampaikan rasa duka.
“Semoga ini menjadi yang terakhir. Jangan ada lagi anak-anak kita yang harus pulang dalam peti,” katanya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar selalu menggunakan jalur resmi jika hendak bekerja di luar negeri.
"Jalur resmi bukan sekadar prosedur, tapi bentuk perlindungan," tambahnya.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi Siap Bantu Pemulangan Jenazah Rizal, PMI yang Meninggal di Kamboja
Rizal hanyalah satu dari banyak kisah tragis para pekerja migran Indonesia yang pergi dengan harapan, namun kembali dalam kesedihan.
Namun kepergiannya meninggalkan pesan kuat bahwa betapa pentingnya keselamatan, dan betapa mahalnya harga dari sebuah mimpi yang diperjuangkan tanpa perlindungan.
Malam itu, Banyuwangi kembali menjadi saksi. Tentang cinta seorang ibu, tentang perantauan yang tak pernah pulang utuh, dan tentang satu nyawa yang mengingatkan kita semua, bekerja ke luar negeri bukan hanya soal berangkat, tapi juga soal bagaimana pulang dengan selamat. (red)
Editor : Fudai