Eas Dot Y Hadirkan Babak Baru Lewat Single “Into The Cold, Empty Ocean”

Reporter : Fudai

 

“Kehilangan adalah satu hal. Namun kesedihan, kehampaan, kerinduan, dan nostalgia adalah pengikutnya.”

Baca juga: QuickBuck Juara EMPC 2023, Rilis Track di Label Musik Dunia STMPD RCRDS

Kalimat berikut akan menjadi secuil gambaran dari single terbaru Eas.y yang bertajuk “Into The Cold, Empty Ocean.”

“And most of all, Please don’t disappear…”

MALANG - Unit sophisti-pop asal Malang, Eas.y, kembali memasuki babak baru dalam perjalanan musik mereka. Setelah sukses merilis EP Countless Hours, kini mereka merilis single terbaru berjudul Into The Cold, Empty Ocean. Masih konsisten dengan format kuartet, Eas.y digawangi oleh Karima Sasiseptiana (vokal), Bastya Indrawan (keyboard), Erland Oktafaisal (gitar), dan Yogie Satya Ferdinand (drum).

Seperti pada EP sebelumnya, Into The Cold, Empty Ocean juga mengangkat isu yang bersumber dari pengalaman pribadi para personel. Kali ini, lagu tersebut lahir dari kisah kehilangan mendalam yang dialami Bastya, sang keyboardist. Namun, bukan sekadar kisah patah hati remaja atau hubungan asmara yang kandas—single ini terinspirasi dari peristiwa meninggalnya sang ayah tercinta.

“Setelah ayah Bastya meninggal, lagu ini ditulis hanya beberapa hari setelah ia benar-benar merasakan pahitnya kehilangan orang yang paling disayangi. Liriknya awalnya hanya satu bait untuk meluapkan perasaan itu, lalu kemudian dikembangkan,” tulis Eas.y dalam siaran pers mereka.

Lagu ini memiliki nuansa tragis yang kuat, karena berbicara tentang ketakutan akan kehilangan dan rasa hampa yang ditinggalkan oleh orang terdekat. Dalam konteks Bastya, ia telah mengalami kehilangan tersebut, namun dalam lagu ini tersirat harapan—jika harus memilih, ia lebih rela menjadi pihak yang meninggalkan, daripada kembali merasakan ditinggalkan.

Baca juga: Gaia Music Festival Jazz in The Valley Kembali Digelar dengan Konsep Ramah Keluarga dan Edukasi

Faktor emosional ini membuat Into The Cold, Empty Ocean terasa begitu personal dan menyentuh, tidak hanya bagi Bastya, tetapi juga bagi seluruh personel Eas.y dan para pendengarnya. Lagu ini menggambarkan betapa wajar dan manusiawinya rasa sakit, nostalgia, dan kehampaan saat seseorang kehilangan sosok yang dicintai.

“And if they said, at least he is not in pain, that words only leave deeper (scars).”

Lewat lagu ini, Bastya menyampaikan pesan sederhana namun menyayat: sering kali kita tidak menyadari betapa besar rasa sayang kita terhadap seseorang, sampai mereka benar-benar pergi. Ketidaktahuan ini kemudian berubah menjadi penyesalan, terutama ketika perpisahan yang terjadi adalah karena kematian.

Secara proses, Into The Cold, Empty Ocean menjadi salah satu materi tercepat yang digarap Eas.y. Lirik lagu selesai dalam waktu sekitar satu minggu, dan aransemen diselesaikan hanya dalam waktu 10 menit saat sesi studio dimulai. Kesederhanaan menjadi kunci utama lagu ini.

“Karena menurut kami, lagu yang sederhana bisa lebih nyampe ke hati pendengar. Jadi memang dibikin simple, tapi bukan murahan,” jelas mereka.

Eas.y mengakui banyak terinspirasi dari lagu-lagu dengan struktur sederhana dan emosional, seperti Malibu Nights (LANY), You and Me (Lifehouse), dan Creep (Radiohead).

Untuk produksi, Eas.y kembali mempercayakan proses mixing dan mastering kepada M. Fitryan Al Fajri alias Ryan Abo dari Haum Studio. Sementara tata visual dan artwork digarap oleh M. Aziz Rizki.

Single Into The Cold, Empty Ocean dapat dinikmati di seluruh platform musik digital mulai 2 Mei 2025. (red)

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru