Terkait Dokumen Rusia, Kader PDI-P Waspada Pengkhianatan, Ada Indikasi Ancaman Pembubaran Partai

Reporter : Fudai

 

JAKARTA - Politikus PDI-P, Guntur Romli, menyatakan bahwa para kader partai berada dalam keadaan waspada setelah terungkapnya dokumen dari Rusia yang mengindikasikan adanya pengkhianatan yang berpotensi merusak PDI-P.

Baca juga: Prabowo Tunjuk Jokowi Wakili RI di Pemakaman Paus Fransiskus Menuai Pro Kontra

Dalam pernyataannya, Guntur menegaskan bahwa Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, memiliki kontrol penuh atas partai.

"Setiap kader saat ini berada dalam tingkat kewaspadaan yang tinggi. Partai sepenuhnya berada di bawah arahan Ketua Umum,” jelas Guntur, dikutip dari kompas, Senin (28/3/2025)

Guntur mengingatkan kembali pada pernyataan Megawati yang menggarisbawahi adanya usaha untuk menggoyahkan PDI-P pada tanggal 12 Desember 2024 yang lalu.

Menurutnya, tindakan kriminalisasi terhadap Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto, merupakan bagian dari strategi untuk mengacaukan partai.

“Dua putusan pengadilan di tahun 2020 telah membuktikan bahwa Sekjen kami tidak terlibat dalam kasus suap,” tegasnya.

Lebih lanjut, Guntur mengkritik KPK, mengatakan, Jika mereka benar-benar serius, seharusnya menangkap Harun Masiku yang terlibat sebagai pemberi suap, serta mengadili Rosa Muhammad Thamrin dan Dominggus Mandacan yang telah memberikan suap senilai Rp 500 juta kepada Wahyu Setiawan.

Dirinya mempertanyakan alasan KPK hanya menargetkan Hasto. Ia mencurigai bahwa aksi tersebut terjadi karena Hasto adalah satu-satunya kader PDI-P dalam kasus ini.

Baca juga: Connie Bakrie Serahkan Dokumen Rahasia, Singgung Nama Jokowi hingga Kapolri

“Kenapa KPK tidak beraksi terhadap Rosa dan Mandacan? Apakah karena mereka bukan kader PDI Perjuangan, atau mungkin mereka memiliki koneksi yang membuat mereka tidak bisa diadili?” tuturnya.

Dokumen yang dikenal sebagai "Dokumen Rusia," yang diserahkan oleh Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie, kepada Wakil Sekjen PDI-P, Yoseph Aryo Adhi Dharmo, masih menyisakan banyak pertanyaan mengenai tujuannya.

Dokumen ini dikatakan merupakan titipan dari Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto, yang sekarang menjadi tersangka dalam kasus suap Pergantian Antar Waktu (PAW) Harun Masiku.

Dilansir dari kompas, Connie mengungkapkan terdapat dua dokumen yang membuatnya merinding dan terkejut. Salah satunya berkaitan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, sedangkan dokumen lainnya mengandung rencana untuk membubarkan dan menghancurkan PDI-P.

"Saya merasa gelisah dengan dua dokumen tersebut. Dokumen lainnya lebih banyak menyoroti kasus korupsi, tetapi ini berbeda karena ada tanda tangan notaris," kata Connie.

Baca juga: Connie Bakrie Serahkan Dokumen Rahasia, Singgung Nama Jokowi hingga Kapolri

Ia juga menjelaskan bahwa dokumen tersebut memuat informasi mengenai pengkhianat yang berusaha menghancurkan PDI-P.

"Mengenai bagaimana PDI-P ingin dihancurkan, itu benar-benar menakutkan. Penyusupan yang terjadi mengungkap banyak hal yang mengkhawatirkan,” ujarnya.

Connie menambahkan bahwa dokumen Rusia mencakup rincian tentang pertemuan sejumlah orang yang terlibat dalam rencana merusak PDI-P, termasuk informasi tentang waktu, lokasi, dan individu penting yang terlibat.

Menurutnya, Megawati sudah mengetahui situasi ini. “Ketika saya bawa informasi ini kepada Ibu, beliau menjawab, ‘Saya sudah tahu,’” tuturnya. (red)

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru