SURABAYA | ARTIK.ID - Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-11 pada tanggal 2 Juli 2024, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendeklarasikan diri sebagai kampus menuju bebas sampah plastik. Deklarasi ini dilakukan bersamaan dengan peluncuran dua inovasi ramah lingkungan, yaitu Unusa Water dan Unusa Insinerator.
Deklarasi dan peluncuran inovasi ini dilakukan dalam acara sidang senat terbuka yang menghadirkan orasi ilmiah bertajuk "Reformasi Paradigma Pendidikan Menghadapi Tantangan 'Anthropocene'". Orasi ilmiah ini disampaikan oleh pakar lingkungan, Ir. Wardah Alkatiri, M.A., Ph.D.
Baca juga: Jelang Wisuda 28 September 2024, Unitomo Bekali Calon Wisudawan dengan Materi Personal Branding
Dalam orasinya, Wardah menekankan pentingnya reformasi pendidikan untuk menghadapi krisis lingkungan global yang semakin memprihatinkan. Menurutnya, krisis ini tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga oleh intervensi manusia yang tidak bertanggung jawab.
"Kita perlu mengubah paradigma pendidikan yang selama ini menempatkan manusia sebagai pusat segalanya. Pendidikan harus menumbuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual dan empati terhadap alam," ujar Wardah.
Salah satu solusi inovatif yang diluncurkan Unusa adalah Unusa Water. Teknologi ini dirancang untuk memurnikan berbagai jenis air, seperti air selokan, sungai, rawa, dan sumur, menjadi air layak konsumsi atau keperluan sehari-hari.
"Unusa Water bekerja dengan tiga konsep utama: filtrasi, adsorpsi, dan disinfeksi bakteri menggunakan sistem UV," jelas Ketua Center For Environmental Health of Pesantren (CEHP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa, Achmad Syafiuddin, Ph.D.
Baca juga: Yudisium FKIP Unitomo, Prof. Siti Marwiyah Sebut Peradaban Manusia Lahir dari Tangan Seorang Guru
Syafiuddin menambahkan, Unusa Water memiliki keunggulan dibandingkan metode tradisional karena mampu mengolah air dari sumber yang sangat tercemar menjadi air bersih yang layak minum. Teknologi ini juga mudah dioperasikan dan dirawat, bahkan oleh masyarakat awam.
Inovasi ramah lingkungan lainnya yang diluncurkan Unusa adalah Unusa Insinerator. Incinerator ini dirancang untuk pengelolaan sampah yang efektif dan ramah lingkungan, khususnya di lingkungan pondok pesantren yang sering mengalami kendala dalam pengelolaan limbah rumah tangga.
"Unusa Insinerator memiliki sistem pembakaran yang dirancang agar tidak mengeluarkan asap, sehingga relatif tidak mencemari lingkungan," jelas Syafiuddin.
Dia menjelaskan, sampah dibakar secara maksimal di dalam tungku, kemudian asap dilewatkan melalui pipa berisi air untuk menurunkan suhu. Setelah itu, asap disemprot dengan air sehingga semua partikel asap larut dalam air dan ditampung menjadi pupuk cair jika sampah yang dibakar adalah organik.
Baca juga: Unitomo Terima Hibah PDB untuk Tingkatkan Ekonomi Desa Sambibulu Melalui Wisata Edukasi
Deklarasi kampus bebas sampah plastik dan peluncuran Unusa Water dan Unusa Insinerator merupakan bukti komitmen Unusa untuk berkontribusi dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
"Sebagai universitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, Unusa memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam. Inovasi-inovasi ini merupakan wujud nyata dari komitmen kami untuk membangun generasi yang sadar lingkungan dan bertanggung jawab terhadap masa depan planet ini," ujar Rektor Unusa, Prof. Dr. Achmad Jazidie, M.Pd.
Editor : Fudai