Terminal Purabaya Banjir, Warga dan Pengguna Layanan Keluhkan Kelambanan Pemerintah

Foto: Dwi Hartono
Foto: Dwi Hartono

SIDOARJO | ARTIK.ID - Banjir di Terminal Purabaya, Bungurasih, masih belum surut hingga hari ini, Rabu (21/2/2024). Genangan air setinggi 20 sentimeter terus dikeluhkan oleh pengguna layanan transportasi dan warga sekitar.

Seorang supir taksi yang beroperasi di terminal, Genjer (54), mengungkapkan kekecewaannya atas lambatnya penanganan banjir. Ia mengatakan bahwa kondisi ini sudah berlangsung selama tiga pekan dan tak mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Baca Juga: Pasmar 2 dan Lions Internasional Tebarkan Eco Enzyme di Kampung Bahari Nusantara Sidoarjo

"Sudah hampir empat hari tidak hujan, tapi airnya masih menggenang. Ini menunjukkan pemerintah tidak serius menangani masalah ini," kata Genjer.

Ia menduga banjir terjadi karena perubahan lapisan jalan dari paving menjadi aspal, dan ketinggian aspal yang lebih rendah dari gorong-gorong.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Endang (47), pemilik kios makanan di Terminal Purabaya. Ia mengaku jenuh dengan situasi ini dan meminta pemerintah segera bertindak.

Sementara itu, penumpang seperti Kidung Mahardika (31) merasa kecewa dengan lambatnya penanganan banjir. Ia mengatakan sudah tiga pekan harus merasakan kondisi ini.

Baca Juga: Pasmar 2 dan Lions Internasional Tebarkan Eco Enzyme di Kampung Bahari Nusantara Sidoarjo

"Mulai awal Februari sampai sekarang airnya tidak surut-surut. Ini seperti dermaga," kata Mahardika.

Banjir di Terminal Purabaya dipicu oleh beberapa faktor, antara lain minimnya resapan air, penataan elevasi yang buruk, dan meluapnya Kali Buntung.

Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU-SDA) Jawa Timur (Jatim) sebelumnya menyatakan bahwa banjir disebabkan oleh hujan lebat, pasang air laut, dan kondisi sungai yang kotor dan penuh sampah.

Baca Juga: Prajurit Brigade Infanteri 2 Marinir Latihan Radar Kelvin Hughes untuk Misi Papua Nugini

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda air akan surut. Pengguna layanan dan warga berharap pemerintah segera mengambil langkah kongkret untuk mengatasi masalah ini.

(ara)

Editor : Fuart