BANYUWANGI | ARTIK.ID - Palang Merah Indonesia (PMI) Banyuwangi berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melakukan bedah rumah warga dengan metode retrofitting.
Metode ini merupakan teknik pembangunan rumah dengan penguatan bagian-bagian rumah agar lebih tahan dari goncangan gempa.
Baca Juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Sukses Tampilkan Potensi Batik di Kancah Nasional
Pada tahap awal, tim PMI akan memeriksa kondisi rumah yang akan dibedah. Bagian-bagian rumah yang perlu diperkuat meliputi dinding, tiang beton, ukuran pintu, atap, hingga teras.
Salah satu rumah yang telah dibedah dengan metode retrofitting adalah milik warga Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo.
Rumah tersebut sebelumnya memiliki dinding yang kurang kokoh dan tiang beton yang tidak terlalu kuat. Setelah dibedah, rumah Sukardi kini memiliki dinding yang lebih kuat dan tiang beton yang lebih kokoh.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam siaran persnya, Sabtu (30/12) mengatakan, di Banyuwangi terdapat beberapa daerah yang rawan gempa, salah satunya Kecamatan Tegaldlimo.
Baca Juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Hadirkan Batik Jeruji dari Warga Binaan Lapas
Oleh karena itu, ia berharap model rumah retrofitting yang diterapkan di rumah Sukardi dapat menjadi standar pembangunan rumah di daerah-daerah rawan gempa.
"Dengan metode ini, tidak hanya rumah yang menjadi lebih tahan gempa, tetapi juga sisi kesehatan penghuni rumah juga diperhatikan," kata Ipuk.
Ipuk menjelaskan, rumah yang tahan gempa akan lebih aman bagi penghuninya saat terjadi gempa. Selain itu, rumah yang tahan gempa juga akan lebih sehat bagi penghuninya karena dapat mengurangi risiko kerusakan akibat gempa.
Baca Juga: Mati Suri 20 Tahun, PT KAI Akan Reaktivasi Jalur Kereta Kalisat Panarukan
Ia menambahkan, Pemkab Banyuwangi akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas bangunan di daerah rawan gempa. Salah satunya dengan memberikan bantuan hibah kepada PMI untuk melakukan bedah rumah dengan metode retrofitting.
(red)
Editor : Fuart