JAKARTA | ARTIK.ID - Proyek Hot Backup Satellite (HBS) yang bernilai Rp5,2 triliun telah dihentikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) karena keterbatasan dana.
Anggaran HBS dialihkan untuk memperluas jaringan digital nasional guna mencapai inklusi digital.
Baca Juga: WordPress dan Weebly Terblokir Kemenkominfo Berdalih Kesalahan Teknis
Satelit HBS adalah satelit pengganti dengan kapasitas internet 80 Gbps, yaitu setengah dari kapasitas Satelit Satria yang mencapai 150 Gbps.
Satelit ini dimaksudkan untuk mengantisipasi jika terjadi kegagalan peluncuran, serta untuk menjadi cadangan saat Satria-1 belum beroperasi penuh.
Setelah melakukan kajian dan analisis terhadap urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional Satria-1 yang telah berhasil diluncurkan, Satuan Tugas BAKTI Kominfo memberikan arahan dan rekomendasi kepada BAKTI Kominfo untuk mengakhiri kontrak HBS lebih cepat.
Baca Juga: DMMX Tingkatkan Kepemilikan Saham di PT Digital Maxima Indonesia
Ketua Satgas BAKTI Kominfo Sarwoto Atmosutarno, Sabtu (21/10/2023), memastikan bahwa manajemen BAKTI telah mengambil langkah-langkah mitigasi risiko terkait kebutuhan layanan internet di tempat-tempat layanan publik dan berkoordinasi dengan KNJ mengenai penghentian kontrak HBS.
"Tidak ada kerugian negara yang ditimbulkan oleh penghentian kontrak HBS," ujarnya.
Satelit SATRIA-1 sendiri akan segera beroperasi awal 2024, jadi BAKTI Kominfo akan fokus bagaimana memanfaatkan kapasitasnya secara optimal, baik di ruang angkasa maupun di darat.
Baca Juga: Diskominfo Jaatim Gelar Forum Kehumasan di Ballroom Hotel Vasa, Surabaya
"Jangan sampai terpecah perhatian, kita akan fokus ke situ” pungkasnya.
(diy)
Editor : Fuart