JAKARTA | ARTIK.ID - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memiliki rencana besar untuk meningkatkan layanan dan keamanan transaksi nasabahnya di tahun ini. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 8,7 triliun.
Capex ini akan digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengembangan data center, cybersecurity, dan pembukaan cabang di 20 lokasi.
Baca Juga: Kata Airlangga Hartarto, Masyarakat Tidak Perlu Takut Memanfaatkan Teknologi AI
Chief Financials Officer (CFO) BCA Vera Eve Lim kepada wartawan mengatakan, data center merupakan infrastruktur penting yang menunjang operasional bank, terutama dalam mengelola data dan transaksi nasabah.
Saat ini BCA sudah memiliki dua data center yang beroperasi, dan akan menambah satu unit lagi yang siap digunakan pada semester II.
"Jadi ini data center, yang tidak hanya dua. Kami sudah ada tiga data center yang baru untuk menyikapi pertumbuhan volume transaksi ke depan," kata Vera Eve Lim.
Selain data center, BCA juga meningkatkan investasi untuk cybersecurity, yaitu sistem keamanan yang melindungi data dan transaksi nasabah dari serangan dunia maya.
Vera Eve Lim menuturkan bahwa investasi untuk cybersecurity naik dua kali lipat dibandingkan pada tahun lalu. Hal ini sejalan dengan meningkatnya penggunaan mobile banking oleh nasabah BCA.
Baca Juga: FLEI Expo 2023 Membuat UMKM Indonesia Mendunia
Teknologi lain yang menjadi fokus BCA adalah mesin electronic data capture (EDC) dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). EDC adalah alat yang digunakan untuk menerima pembayaran dengan kartu debit atau kredit. ATM adalah alat yang digunakan untuk menarik atau menyetor uang tunai. BCA akan menambah mesin baru kisaran 22% dari 750.000 mesin ATM yang ada saat ini.
"40% mesin lama sudah kami convert ke mesin yang baru. ATM ini sangat penting karena pasca pandemi transaksi di ATM meningkat," ungkap Vera Eve Lim.
Ia menambahkan bahwa sampai akhir tahun ini sebanyak 80% ATM BCA sudah dapat difungsikan melakuak setor dan tarik tunai. ATM jenis setor dan tarik tunai diperlukan untuk kemudahan transaksi nasabah yang terus bertambah.
"Pertumbuhan nasabah rekening kami 20% per tahun. Sekarang jumlah rekening 37 juta. Berapapun teller ditambah tidak akan pernah cukup. Nanti akibatnya antrian tambah panjang," katanya.
Baca Juga: Saham BIMA dan OPMS Melejit ke Top Gainers di BEI
Solusi mengurangi antrian panjang di teller yakni dengan penambahan mesin ATM setor dan tarik tunai yang beroperasi 24 jam. "Pada tahun lalu, kami mengoperasikan jenis mesin setor dan tarik tunai ini 28.000 unit, 60% mesin bisa melakukan setor dan tarik tunai," ujarnya.
Dengan berbagai investasi teknologi ini, BCA berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih aman bagi nasabahnya. BCA juga berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah di era digital.
(ara)
Editor : Fuart