BPIP Launching Program Gotong Royong untuk Tangani Stunting di Banyuwangi

avatar Artik
BPIP launching porogram gotong royong tangani stunting di Pendopo Banyuwangi
BPIP launching porogram gotong royong tangani stunting di Pendopo Banyuwangi

BANYUWANGI | ARTIK.ID - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meluncurkan program Pancasila dalam Tindakan dalam bentuk gotong royong tangani stunting di Banyuwangi, Selasa (1/8/2023). Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM RI Mahfud MD melaunchingnya langsung.

Menurut Mahfud MD, penanganan stunting secara gotong royong merupakan perwujudan Pancasila yang telah mewujud dalam keseharian masyarakat. Ia menceritakan bagaimana dulu di kampung halamannya para tetangga saling berbagai hasil tani ataupun hasil nelayan.

Baca Juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Sukses Tampilkan Potensi Batik di Kancah Nasional

“Dari saling tukar makanan ini, tidak ada ceritanya sampai kekurangan makan dan muncul stunting,” kenang menteri asal Sumenep tersebut.

Nilai-nilai luhur tersebut, imbuh Mahfud, harus kembali digalakkan. Dengan sikap gotong royong tersebut, persoalan stunting akan lebih mudah diatasi. “Ini menjadi tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Hadir dalam acara di atas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo.

Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi menyebutkan penanganan stunting merupakan bagian dari arahan Presiden Joko Widodo. Di mana angka stunting ditarget turun menjadi 14 persen dari angka 21 persen pada 2022.

“Kami canangkan orang tua asuh stunting. Orang tua asuh inilah yang akan turut membantu mengatasi setiap balita yang menderita stunting ini,” terang Yudian.

Baca Juga: Ipuk Fiestiandani Fasilitasi Lulusan SMK Banyuwangi Berwirausaha dengan Bantuan Alat Usaha

Penanganan stunting tersebut tidak hanya melibatkan sektor swasta. Akan tetapi, juga didorong adanya gerakan terstruktur berbasis birokrasi. Hal ini sebagaimana dipaparkan oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.

“Kami sedang menerapkan birokrasi tematik. Sistem ini mendorong kinerja ASN yang berdampak. Di antara dampak yang diukur tersebut adalah penurunan angka stunting di masing-masing daerah,” papar Anas.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih atas kepercayaan pemerintah pusat menjadikan Banyuwangi sebagai tuan rumah acara peluncuran tersebut. Menurutnya, hal tersebut menjadi penyemangat untuk menuntaskan persoalan stunting di Banyuwangi.

“Pada 2022, stunting di Banyuwangi mencapai 2.704 kasus. Ini semua terinci by name by addres. Dengan berbagai penetrasi, alhamdulillah, hingga Mei 2023 ini, sudah turun 152 kasus, sehingga tersisa 2.552 kasus,” papar Ipuk.

Baca Juga: Ipuk Fiestiandani Fasilitasi Lulusan SMK Banyuwangi Berwirausaha dengan Bantuan Alat Usaha

Untuk menangani hal tersebut, Ipuk melibatkan semua sektor terlibat mengentas permasalahan tumbuh kembang anak itu. Di antaranya dengan memberikan makanan tambahan bergizi melalui para pedagang sayur keliling.

“Dengan cara ini, ada multiplier effect yang ditimbulkan. Selain penangan stunting yang efektif dan tepat sasaran, juga memberikan penambahan penghasilan bagi para pedagang sayur tersebut,” pungkasnya.

(red)

Editor : Fuart