BANYUWANGI | ARTIK.ID - Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Banyuwangi menggelar bedah buku “Rebound Total” karya Samsudin Adlawi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kamis (27/7/2023). Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membuka acara sekaligus menjadi keynote speaker mengapresiasi buku yang banyak mengupas tentang Banyuwangi itu.
“Kami sangat mengapresiasi atas terbitnya buku ini. Ini adalah sebuah penghormatan atas kerja keras pemerintah daerah bersama seluruh masyarakat Banyuwangi untuk rebound dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Ipuk.
Baca Juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Hadirkan Batik Jeruji dari Warga Binaan Lapas
Buku yang berupa antologi kolom Man Nahnu di Jawa Pos Radar Banyuwangi itu, memang ditulis setiap pekan untuk merefleksikan berbagai situasi aktual di bumi Blambangan. Mulai dari sosial, budaya, politik hingga pemerintahan. Tak terkecuali Banyuwangi Rebound yang dicanangkan oleh Bupati Ipuk.
“Saya sangat berterimakasih atas masukan-masukan konstruktif yang diberikan oleh Pak Samsudin ataupun pihak-pihak lain. Tak sedikit masukan yang kami terima kemudian menjadi bahan untuk kita kerjakan ataupun menyempurnakan yang telah ada,” terang Ipuk.
Ipuk berharap, ke depan semakin banyak bermunculan buku-buku serupa guna memperkaya diskursus pembangunan di kabupaten ujung timur Jawa. “Kami tunggu karya-karya para penulis dan intelektual Banyuwangi lainnya,” tuturnya.
Baca Juga: Ipuk Fiestiandani Fasilitasi Lulusan SMK Banyuwangi Berwirausaha dengan Bantuan Alat Usaha
Bedah buku tersebut dibedah langsung oleh guru besar ilmu pemerintahan sekaligus Ketua PW ISNU Jawa Timur Prof. Mas’ud Said. Menurutnya, buku tersebut adalah sebuah bagian dari creative minority.
“Sebenarnya, di dunia ini tak banyak orang yang ikut menentukan nasib suatu bangsa. Termasuk di Banyuwangi ini. Inilah yang disebut dengan Creative Minority. Saya kira buku ini adalah bagian dari hal tersebut,” ungkap Direktur Program Pascasarjana Universitas Islam Malang (UNISMA) tersebut.
Refleksi yang padat dan beragam dari buku tersebut, imbuh Mas’ud, menjadi daya tarik tersendiri dari 62 artikel yang tersaji. “Di ranah akademik, masing-masing tulisan ini bisa dikembangkan lebih serius lagi,” dorongnya kepada segenap peserta yang didominasi kalangan kampus tersebut.
Baca Juga: Banyuwangi Festival 2024, Ipuk Fiestiandani Sebut Barong Kumbo sebagai Wadah Berkreasi
Sementara itu, Samsudin Adlawi menyebutkan jika karya tersebut didedikasikan untuk merekam beragam peristiwa di Banyuwangi tiap pekannya. Inspirasinya bisa datang dari beragam hal. “Seperti halnya saat berdiskusi dengan bupati dan lainnya. Ini menjadi inspirasi untuk menulis,” ungkapnya.
Diskusi tersebut berlangsung gayeng. Dihadiri oleh kalangan sarjana dan mahasiswa dari Banyuwangi. Juga terdapat rombongan doktor dan profesor dari Universitas Islam Malang (UNISMA). Selain itu, juga dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Di antaranya adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banyuwangi Suyanto Waspotondo yang juga didapuk menjadi narasumber. (*)
Editor : Fuart