Plafon Hutang AS Naik, Investor Borong Dolar, Rupiah Tak Perkasa Lagi

avatar Artik

JAKARTA | ARTIK.ID - Pada bulan Mei 2023, pasar mengalami ketidakpastian yang tinggi akibat isu plafon utang Amerika Serikat (AS) yang mencapai US$ 31,4 triliun .

Jika plafon utang tidak dinaikkan, AS berisiko gagal bayar dan mengganggu perekonomian global. Hal ini membuat investor mengurangi eksposur terhadap aset berisiko dan mencari aset-aset aman (safe haven asset).

Baca Juga: Nikel Indonesia Lawan Kebijakan AS dan Eropa, Hilirisasi Jalan Terus

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi, mengatakan bahwa investor lebih memilih mata uang aman seperti dolar AS (USD) atau dolar Kanada (CAD) daripada aset berisiko seperti kripto atau saham.

Menurutnya, permintaan untuk mata uang safe haven meningkat karena sentimen negatif dari isu plafon utang AS.

Akibatnya, nilai tukar rupiah terhadap USD dan CAD melemah sekitar 2% secara bulanan pada akhir Mei 2023.

Sementara itu, harga Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) juga turun masing-masing sekitar 7% dan 0,1% secara bulanan.

Baca Juga: Bank Sentral Kompak Naikkan Suku Bunga, Fluktuasi Emas Tanah Air Makin Tajam

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terkoreksi 4% secara bulanan. Di sisi lain, pasar obligasi Indonesia menguat 1,9% secara bulanan, tercermin dari kenaikan Indonesia Composite Bond Index (ICBI).

Meski demikian, Reza menilai bahwa Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari estimasi konsensus.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03% di kuartal I-2023 dan neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 3,94 miliar di April 2023.

Baca Juga: Emas Antam Jatuh Bangun, Jatuh Lagi ke Level Terendah Sejak Juli 2020

Reza menyarankan investor untuk tidak panik dan memanfaatkan koreksi IHSG untuk melakukan cicil beli pada reksadana saham.

Ia juga mengingatkan investor untuk tetap selektif dan berhati-hati dalam memilih aset investasi.

(diy)

Editor : Redaksi