SURABAYA | ARTIK.ID - Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina diperkirakan mencapai 1,5 juta pada Minggu (06/03/2022), ketika Kyiv menekan Barat untuk memperketat sanksi dan mengirimkan lebih banyak senjata
Polisi Ukraina mengatakan, Rusia menyerang tanpa henti dengan serangan udara di wilayah timur laut Kharkiv. Dilaporkan korban telah berjatuhan akibat serangan itu.
Baca Juga: Medvedev Sebut, Siapapun yang Berkuasa di AS, Hubungan dengan Rusia Tidak akan Membaik
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia PBB mengatakan ada beberapa serangan terhadap fasilitas kesehatan Ukraina.
Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas gagalnya gencatan senjata pada Sabtu (05/03), untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri dari Mariupol dan Volnovakha, dua kota selatan yang dikepung oleh pasukan Rusia.
Ukraina mengatakan lebih banyak pembicaraan ditetapkan untuk Senin besok, tetapi Rusia kurang definitif.
Sedangkan orang-orang yang berhasil melarikan diri dari Ukraina tumpah ke negara tetangga Polandia, Rumania, Slovakia dan di tempat lain.
Presiden Ukraina Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta mereka yang berada di daerah yang diduduki oleh pasukan Rusia untuk berperang.
"Kita harus pergi keluar dan mengusir kejahatan ini dari kota-kota kita," katanya dalam sebuah pidato pada Sabtu malam.
Di lain pihak, Dilansir dari reuters, Intelijen militer Inggris mengatakan pada hari Minggu bahwa pasukan Rusia menargetkan daerah berpenduduk di Ukraina.
Pihaknya membandingkan taktik dengan yang digunakan Rusia di Chechnya pada tahun 1999 dan Suriah pada tahun 2016.
Baca Juga: Fakta di Balik Penampakan UFO di Kawasan Artik Kutup Utara yang Menghebohkan
Namun demikian dia mengatakan bahwa perlawanan Ukraina telah memperlambat kemajuan Rusia.
"Skala dan kekuatan perlawanan Ukraina terus mengejutkan Rusia," kata intelijen militer Inggris.
Rusia telah berulang kali membantah menargetkan wilayah sipil.
"Serangan terhadap fasilitas kesehatan atau pekerja melanggar netralitas medis dan merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional," tuliskepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter.
Tedros mengatakan, WHO telah mengkonfirmasi serangan terhadap beberapa pusat kesehatan yang menyebabkan banyak kematian dan cedera. Dia tidak menyebut Rusia dalam tweetnya.
Baca Juga: Ditengah Konflik di Ukraina, Wina Pilih Pertahankan Hubungan dengan Moskow
Dari Rusia sendir, Putin mengatakan bahwa semua itu merupakan apa yang disebut Operasi Militer Khusus.
Putin menegaskan kembali bahwa dia menginginkan Ukraina netral dan apa yang dia lakukan adala didemliterisasi dan didenazifikasi.
Putin menyamakan sanksi Barat yang telah dilakukan pada Rusia dengan deklarasi perang,.
(diy)
Editor : Natasya