Menurut nomor standar ISO 8601 oleh Organisasi Standardisasi Internasional, hari Minggu adalah hari ketujuh dalam seminggu. Metode untuk merepresentasikan penanggalan dan waktu ini telah digunakan sejak 1988.
Etimologi
Kata "Minggu" diambil dari bahasa Portugis, Domingo (dari bahasa Latin dies Dominicus, yang berarti "dia do Senhor", atau "hari Tuhan kita"). Dalam bahasa Melayu yang lebih awal, kata ini dieja sebagai Dominggu.
Baru sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kata ini dieja sebagai "Minggu".
Kata "Ahad" berasal daribahasa Arab (bahasa Ibrani: 'e, bahasa Arab: ahad). Dalam bahasa Ibrani kata ini berarti "satu" atau "pertama".
Bagi umat Kristen, hari Minggu identik dengan Hari Tuhan dan hari kebangkitan, selain hari peristirahatan dan hari untuk beribadah (anak-anak pergi ke ibadah sekolah minggu).
Hal ini bersumber dari tradisi Sabat atau hari perhentian bagi orang Yahudi yang jatuh pada hari ketujuh (Sabtu).
Hari peristirahatan tersebut bergeser pada hari pertama sejak peristiwa Kebangkitan Yesus yang terjadi pada hari pertama (hari Paskah), sehingga seiring berjalannya waktu, gereja mula-mula memperingati hari Minggu sebagai hari perhentian bagi orang Kristen sekaligus hari peringatan akan kebangkitan Yesus.
Pada tanggal 7 Maret 321, Kaisar Konstantinus I, menetapkan hari Minggu sebagai hari peristirahatan bangsa Romawi. Para reformator gereja, Luther dan Calvin memandang hari Minggu sebagai institusi sipil yang dibuat oleh manusia, yang menyediakan waktu bagi manusia untuk beristirahat dan beribadah.
Minggu di Jawa
Menurut primbon jawa, weton kelahiran hari minggu memiliki karakter elemen logam yang artinya berani, periang, keras kepala, independent, ceria dan kreatif.
Orang dengan weton kelahiran hari minggu memiliki fisik yang kuat, tangguh, dan tipe pekerja keras.
Selain itu, weton hari minggu juga disimbolkan dengan lambang hewan primata yakni lincah, kuat dan juga gesit.
Orang kelahiran hari minggu memiliki rasa percaya diri yang tinggi, memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat baik, dan orang yang memiliki kecerdasan.
Editor : Fudai