Jember merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur dengan potensi wisata alam yang melimpah, salah satunya yaitu Pantai Watu Ulo. Lokasinya terletak di Desa Sumberrejo, Kec. Ambulu, Kab. Jember.
Kata Watu Ulo berasal dari bahasa Jawa yaitu Watu yang berarti batu dan Ulo berarti ular, jika digabungkan bermakna batu ular. Inilah alasan mengapa pantai ini disebut sebagai pantai Watu Ulo karena memiliki gugusan batu yang menyerupai ular raksasa.
Baca Juga: Ritual di Payangan dan Watu Ulo Berujung Petaka, 10 Orang Tewas
Konon asal muasal batu yang menyerupai ular raksasa tersebut adalah seekor naga jahat yang sedang bersemedi bernama Nogo Rojo. Dia sangat rakus dan memakan segala ikan di laut sehingga masyarakat sangat dirugikan dengan hadirnya naga tersebut.
Pada akhirnya ada seorang lelaki bernama Raden Marsudo yang berhasil membunuh Nogo Rojo dan memotong bagian tubuhnya menjadi tiga bagian. Bagian kepala berada di Banyuwangi, bagian ekor berada di Pacitan, dan bagian tubuhnya berada di Jember.
Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Raden Mursodo tidak sendirian, ia bersama dengan Raden Said. Kedua pemuda tersebut adalah anak angkat dari Nini dan Aki Sambi, pasangan yang sudah berusia cukup tua. Raden Said dalam cerita ini dipercaya sama dengan Raden Said yang nantinya dikenal dengan sebutan Sunan Kalijaga.
Singkat cerita, legenda mengatakan bahwa kedua pemuda tersebut memancing di tempat Nogo Rojo tinggal. Karena semua hewan di sana telah dimakan oleh Sang Ular Raksasa, maka kedua pemuda tersebut tak berhasil mendapatkan ikan satu pun. Hingga akhirnya, kail Raden Mursodo berhasil mengait satu ikan yang disebut ikan mina.
Ikan mina itu ternyata bisa berbicara. Dia meminta agar dilepaskan dan tidak dibunuh untuk dijadikan makanan. Sebagai gantinya, ikan mina tersebut akan memberikan sisik yang bisa berubah menjadi emas untuk Raden Mursodo. Raden Mursodo menyetujuinya dan melepas ikan mina itu kembali ke laut.
Baca Juga: Ritual di Payangan dan Watu Ulo Berujung Petaka, 10 Orang Tewas
Namun tak berapa lama kemudian, ternyata muncullah Nogo Rojo dan langsung memakan ikan mina yang sudah dilepaskan oleh Raden Mursodo. Geram, Raden Mursodo segera melawan Sang Ular Raksasa dan membelah tubuhnya menjadi tiga bagian.
Meski mitos selamanya tak pernah bisa dibuktikan, namun ada fakta-fakta unik yang membuat masyarakat percaya dengan mitos tersebut. Salah satunya adalah bahwa panjang batu yang seperti ular tersebut diketahui sangat panjang dan besar.
Panjang Watu Ulo dari pesisir yang menjorok ke laut yang berada di atas pasir dan di bawah air adalah sekitar 500 meter. Namun besar watu ulo yang berada di bawah pasir masih belum diketahui hingga kini. Bahkan diyakini bahwa panjang watu ulo dari pesisir ke daratan bisa menembus sampai ke hutan di sekitar kawasan Watu Ulo dan Teluk Papuma.
Baca Juga: Bipati Jember Kunjungi Korban Gempa di Dusun Watu Ulo, Sumberejo
Versi lain dari mitos Watu Ulo adalah bahwa batu panjang tersebut merupakan perwujudan naga yang sedang tertidur dan bersemedi. Naga tersebut diutus oleh Ajisaka untuk bersemedi, dan nantinya dipercaya bahwa naga itu akan terbangun dan menjadi manusia. Versi ini ada dalam buku Mitos dalam Tradisi Lisan Indonesia, karya Dr Sukatman M.Pd.
Apapun versinya, mitos dan legenda yang beredar tentang fenomena unik alam seperti Watu Ulo tentunya sangat menarik untuk digali. Legenda semacam ini juga menjadi kekayaan tersendiri bagi kebudayaan dan folklore masyarakat Indonesia. Jika ingin membuktikan semirip apa batu memanjang tersebut dengan tubuh ular, datanglah ke Pantai Watu Ulo di Jember, Jawa Timur.
Catatan, beberapa sumber dari tulisan di atas salah satunya adalah wikipedia.
Editor : Fudai